Get paid to share your links!
2013-10-06 ~ KREATIF ANAK MESIN

Rabu, 09 Oktober 2013

Mencari Penyebab Kerusakan Mesin Mobil Diesel





Gangguan pada Saat Mesin Distart (dihidupkan)

A. Kontak sudah dinyalakan, tetapi crankshaft tidak berputar/tidak berbunyi. Kemungkinan Penyebab

  • Suplai listrik dari baterai kurang atau tidak ada.
  • Hubungan listrik dari baterei ke motor starter terputus.
  • Motor starter rusak. 

Pemeriksaan dan Perbaikan

1. Mula-mula periksa suplai listrik. Barangkali kondisi baterai lemah atau kontak pada terminal baterai terganggu.

  • Periksa kondisi baterai dengan menyalakan lampu atau menekan klakson. Bila nyala lampu kurang terang atau bunyi klakson lemah, berarti baterai lemah. Periksa air pada baterai, bila kurang tambah-kan air lagi. Bila air masih cukup, kemungkinan sistem charging baterai terganggu atau baterai sudah tua. Seharusnya gangguan pada sistem charging sudah dapat diketahui dari panel penunjuk (am-meter atau lampu) pada saat mobil berjalan sebelumnya.Bila sistem charging sebelumnya bekerja dengan baik, berarti baterai memang sudah tua dan perlu di charge ulang di bengkel atau diganti dengan yang baru.

  • Periksa kontak pada terminal-terminal baterei. Bila longgar, kencangkan. Bila terlihat kotor, buka baut terminal, bersihkan, dan pasang kembali dengan kencang. Untuk menghindari loncatan listrik antara terminal positif dengan badan kendaraan, saat membuka kontak terminal baterai lakukan dulu pada bagian negatif, baru bagian positifnya. Sebaliknya, pada waktu memasang, pasang dulu bagian positif baru negatif. Loncatan listrik ini, selain dapat membahayakan juga dapat merusak baterai.

2. Periksa kabel yang menghubungkan baterai dengan motor starter. Bila hubungan kontak longgar atau terlepas dari sambungannya, pasang dan kencangkan. Bila terputus, ganti dengan yang baru.

3. Periksa kontak-kontak pada terminal relay dengan AVO meter. Bila tidak terhubung, ganti dengan yang baru.

4. Bila pemeriksaan pada poin a dan b menunjukan keadaan yang baik, kemungkinan motor starter rusak. Perbaiki atau ganti dengan yang baru.



B. Kontak sudah dinyalakan dan poros crankshaft sudah berputar, tetapi mesin tidak bekerja dengan baik.  Kemungkinan Penyebab

  • Alat pemanas udara di ruang bakar tidak berfungsi.
  • Suplai BBM tidak memadai.
  • Pompa injektor dan nosel tidak bekerja dengan baik.
  • Waktu injeksi BBM tidak tepat.
  • Ada kebocoran gas dari ruang bakar. 

Pemeriksaan dan Perbaikan

1. Sekering putus atau baterai lemah, sehingga arus listrik tidak sampai ke pemanas udara. Ganti sekering atau perbaiki baterai.

2. Periksa tangki BBM. Mungkin panel penunjuk keadaan BBM rusak atau tidak menunjukan jumlah BBM yang sebenarnya. Bila BBM dalam tangki cukup banyak, periksa pompa pengisi dan saluran BBM dengan cara berikut:

  • Lihat sistem bahan bakar motor Diesel. Pada bagian pompa injektor, kendorkan sekrup pembuang udara, kemudian gerakkan batang pompa pengisi ke atas dan ke bawah dengan tangan. 
  •  Bila batang pompa tidak dapat digerakkan dengan tangan, berarti saluran BBM tersumbat. Bila batang pompa dapat digerakkan, tetapi BBM tidak mengalir ke luar dari lubang sekrup pembuang udara, maka pompa pengisi rusak. Bila batang pompa dapat digerakkan dan BBM mengalir ke luar, maka saluran BBM dan pompa pengisi dalam keadaan baik.
  • Pada umumnya saluran BBM tersumbat di bagian saringan-nya. Dalam kasus ini, buka saringan BBM dan bersihkan dengan mencelup dan mengocoknya ke dalam minyak tanah sambil menutup kedua lubangnya dengan jari. Jika saringan bahan bakar sudah terlalu kotor atau rusak, gantilah dengan yang baru.
  • Bila pompa pengisi rusak, ganti dengan yang baru. Bila saluran bahan bakar dan pompa pengisi masih baik, kemungkinan gangguan pasokan BBM disebabkan oleh udara atau air yang terjebak dalam saluran BBM. Ini dapat dilihat dari adanya buih yang keluar dari lubang sekrup pembuang udara. Udara atau air tersebut dapat dihilangkan dengan terus menggerakan pompa sampai hilang.

“Putaran Mesin Tidak Normal”

A. Putaran mesin tidak bertambah dengan halus sesuai injakan pedal gas. 
Kemungkinan Penyebab

  • Pompa injektor atau nosel tidak bekerja dengan baik.
  • Waktu injeksi BBM tidak tepat.
  • Kebocoran gas dari ruang bakar. 

Pemeriksaan dan Perbaikan



1. Bila penyemprotan tidak bekerja dengan baik, maka perkabutan dan pembakaran yang terjadi tidak sempurna. Periksalah pipa penghubung antara pompa injektor dan nosel, barangkali ada kebocoran, kencangkan jika ada baut yang longgar.Periksa juga sambungan-sambungan antara governor dan pompa.

Nyalakan mesin, kendorkan mur pengencang pipa bahan bakar pada salah satu nosel. Biarkan BBM menetes dari mur.

Bila putaran mesin terganggu atau bergetar lebih keras, berarti nosel berfungsi. Sebaliknya, bila putaran mesin tidak berubah, nosel tidak berfungsi. Periksa setiap nosel, jika ada yang rusak bawa ke bengkel.

2. Cam atau roller-nya aus, sehingga penyemprotan tidak tepat, ganti dengan yang baru.

3. Kebocoran bisa keluar dari katup-katup isap atau buang, pegas katup, cincin torak atau paking silinder. Biasanya ditandai dengan gas buang berwarna putih yang berarti ada sebagian oli masuk ruang bakar dan ikut terbakar, atau oli terlalu cepat berkurang. Dalam hal ini perbaikan besar perlu dilakukan di bengkel.



B. Putaran mesin tidak dapat rendah.
Kemungkinan Penyebab

  • Pipa vakum governor pneumatik terlepas/ pecah.
  • Diafragma sobek. 
Pemeriksaan dan Perbaikan

1. Periksa pipa vakum. Bila sambungannya terlepas atau ada kebocoran udara dalam pipa mengakibatkan putaran mesin tinggi. Pasang sambungan jika terlepas, ganti pipa jika pecah (berlubang).

2. Diafragma rusak mengakibatkan governor tidak mengontrol putaran mesin dengan baik. Putaran mesin akan selalu tinggi. Pemeriksaan diafragma dapat dilakukan dengan menutup ujung pipa vakum dengan jari selama lebih kurang 5 detik. Bila terdengar bunyi gerakan, berarti diafragma baik, bila tidak, diafragma rusak. Diafragma rusak, harus diganti.



“Mesin Terlalu Panas Masalah”

Panel penunjuk panas mesin menunjukkan jarum penunjuk pada daerah bahaya, jika terlalu panas mesin bisa macet.
Kemungkinan penyebab

  • Kebocoran pada sistem pendingin.
  • Jalur-jalur air dalam radiator tersumbat.
  • Sirip-sirip radiator tertutup kotoran.
  • Selang karet radiator terpuntir atau menjadi kempes.
  • Termostat tidak berfungsi.
  • Pompa air rusak. 

Pemeriksaan dan Perbaikan


Jika dalam perjalanan mesin terlalu panas, kendaraan sebaiknya dihentikan di tempat yang aman. Biarkan mesin bekerja tanpa beban beberapa saat, agar panas turun. Periksa barangkali ada kebocoran air radiator (ditandai dengan keluarnya uap panas atau tetesan air dari bagian sistem pendingin), dan periksa tali kipas pendingin.

  1. Bagian-bagian sistem pendingin yang perlu diperiksa dari kebocoran air pendingin, misalnya pada sambungan dan jalur-jalur radiator. Jika ada kebocoran, setelah diisi air lagi, bawalah segera ke bengkel untuk perbaikan.
  2. Jika ada kebocoran pada klem pengikat selang radiator antara radiator dan mesin, kencangkan baut klemnya. Bila klem patah, ikat dengan kawat sambungan untuk sementara, sebelum didapatkan pengganti yang baru.
  3. Bila ditemukan kebocoran pada selang radiator, balut dengan isolasi atau vinyl yang diperkuat dengan kawat sebelum diganti dengan yang baru.
  4. Semua tindakan perbaikan sebaiknya dilakukan setelah diisi air pendingin lagi. Berikut langkah pengisian air sewaktu mesin terlalu panas:
    • Biarkanlah mesin berjalan beberapa saat sampai panasnya menurun. Sebaiknya tidak mematikan mesin secara tiba-tiba. Periksa jika ada kebocoran.
    • Setelah mesin agak dingin, matikan dan buka tutup radiator setengah putaran dengan mengetuk pegangannya menggunakan alat bantu (obeng atau kayu). Hati -hatilah terhadap uap panas yang menyembur. Biarkan uap panas keluar.
    • Setelah uap habis, dengan menggunakan kain atau pelindung lain untuk mencegah panas, lepaskan tutup radiator. Isilah radiator dengan air, sementara mesin dijalankan.
    • Bila tidak ditemukan kebocoran, setelah pengisian air dapat dilakukan pemeriksaan selanjutnya.

Meskipun dalam radiator terdapat air yang cukup, jika jalur-jalur airnya buntu atau tersumbat kerak/karat, maka sirkulasi air tidak normal. Periksa dengan menguras air radiator melalui keran pembuangan, lalu tuangkan air selama beberapa saat agar karat atau kerak terbawa ke luar. Lakukan pengurasan hingga air yang ke luar tampak jernih. Saat ini dijual cairan khusus untuk pengurasan radiator yang dapat membantu proses pembersihan kerak atau karat. Juga dijual cairan khusus untuk tambahan air pendingin guna memperbaiki sifat air pendingin, agar tidak bersifat korosif atau meningkatkan titik didih air pendingin.

Periksa sirip-sirip radiator. Jika tertutup lumpur, daun kering atau benda asing lain, mengakibatkan aliran udara terganggu, sehingga proses pendinginan tidak berjalan baik. Bersihkan radiator, semprot dengan air bersih atau udara dari kompresor.

Jika pemasangannya tidak benar, selang bisa terpuntir. Hal ini menyebabkan saluran mengecil, aliran air pendingin terganggu, dan mesin cepat panas. Oleh karena itu, pada saat pemasangan perhatikan posisi selang dengan baik. Oleskan pelumas pada tempat sambungan agar pemasangan lebih mudah. Pada putaran mesin yang tinggi saat pompa mengisap air dengan kuat, selang bawah yang usang mengempes. Ganti selang jika sudah usang.

Termostat seharusnya dalam posisi terbuka, agar air dapat bersirkulasi jika sudah mencapai temperatur tertentu. Termostat yang tidak berfungsi dengan baik akan menghambat sirkulasi air pendingin, sehingga mesin cepat panas. Untuk memeriksa termostat dapat dilakukan langkah-langkah berikut:

  1. Keluarkan termostat.
  2. Rendam dengan air dalam panci atau wadah. Rebus dan pantau suhu dengan termometer.
  3. Katup termostat harus mulai terbuka pada sekitar 80 °C dan terbuka penuh pada sekitar 100 "C (beberapa saat sebelum mendidih). Bila katup termostat tidak bekerja, berarti sudah rusak. Ganti segera.

Pompa air rusak menyebabkan air pendingin tidak dapat bersirkulasi dengan baik. Periksa sirkulasi air pendingin. Periksa tali kipas, barangkali kendor atau putus. Bersihkan tali kipas dari minyak dan kotoran. Tali kipas kendor menyebabkan pendinginan tidak efektif. Tali kipas terlalu kencang menyebabkan bantalan pompa air (bantalan generator) cepat rusak. Ganti jika ditemukan komponen yang rusak.



“Gangguan Kinerja Mesin”

A. Daya mesin berkurang. 
Kemungkinan Penyebab

  1. Kerusakan nosel.
  2. Saat injeksi BBM tidak tepat.
  3. Kerusakan komponen sistem pembakaran. 

Pemeriksaan dan Perbaikan

  • Kondisi nosel yang baik menjamin perkabutan BBM. Periksa nosel. Jika tersumbat atau kotor, bersihkan. Untuk mengetahui nosel bekerja dengan baik atau tidak, diperlukan alat khusus, yaitu nosel tester. Oleh karena itu, pemeriksaan tidak dapat dilakukan sendiri (harus di bengkel khusus). Namun, sebagai gambaran dapat dilihat bagaimana bentuk semprotan nosel yang baik.

Nosel yang rusak tidak dapat menghasilkan perkabutkan BBM dengan baik. BBM yang keluar dari perkabutan berbentuk bintik-bintik yang relatif besar dan tetesan pada ujung nosel.

  • Saat penyalaan terlalu dini dapat dilihat dan adanya gejala knocking (lihat bahasan "knocking'. Sedangkan penyalaan yang lambat menyebabkan gas buang berwarna putih (lihat bahasan tentang gas buang).

Untuk itu harus dilakukan pemeriksaan pada pompa injektor. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan di bengkel agar didapat hasil meyakinkan.

  • Komponen sistem pembakaran, seperti cincin torak, silinder, katup, dan dudukannya yang rusak dapat menyebabkan kebocoran gas dari ruang bakar. Dengan kata lain pembakaran menjadi tidak efisien akibatnya daya yang dihasilkan kurang dari seharusnya. Pemeriksaan dan perbaikan komponen sistem pembakaran merupakan hal yang tidak sederhana. Dibutuhkan peralatan dan keterampilan yang baik. Sebaiknya dibawa ke bengkel.



B. Knocking (suara ketukan yang datang dari mesin) terdengar saat kendaraan sedang berakselerasi.


Kemungkinan Penyebab

  1. Saat penyalaan terlalu awal.
  2. Bahan bakar kurang baik.
  3. Banyak kerak karbon di dalam ruang bakar. 

Pemeriksaan dan Perbaikan

  • Jika saat penyalaan terlalu awal, berarti penginjeksian BBM terjadi terlalu cepat, jauh sebelum piston mencapai TMA. Penyalaan terlalu awal menyebabkan bunyi ketukan pada mesin. Adanya bunyi diakibatkan kenaikan tekanan yang besar dari yang seharusnya sejak BBM mulai terbakar.
  • Bahan bakar yang kurang baik akan sulit terbakar. Bahan bakar yang sulit terbakar menyebabkan kenaikan tekanan yang besar pada ruang bakar. Suatu angka yang disebut dengan angka ethane digunakan untuk menunjukan tingkat kemudahan terbakar BBM mesin diesel. BBM yang mudah terbakar akan mengurangi terjadinya knocking. Gunakan BBM yang sesuai.
  • Kerak karbon dalam ruang bakar turut terbakar saat pembakaran terjadi. Hal ini meningkatkan temperatur dan tekanan saat pembakaran yang mengakibatkan terjadinya knocking. Kerak karbon terbentuk akibat oli yang masuk ke ruang bakar terbakar. Masuknya oli ke ruang bakar merupakan akibat komponen-komponen ruang bakar, misalnya cincin piston, sudah aus.



C. Gas buang berwarna putih atau hitam dan tampak tebal. 
Kemungkinan Penyebab

  1. Masuknya oli ke dalam ruang bakar.
  2. Sistem injektor tidak tepat.

Pemeriksaan dan Perbaikan

  • Masuknya oli ke dalam ruang bakar mengakibatkan gas buang berwarna putih. Pemeriksaan dilakukan pada komponen-komponen sistem pembakaran, yaitu cincin piston, silinder, katup-katup, dan paking. Komponen yang sudah aus harus diganti. 
  •  Gas buang berwarna hitam diakibatkan campuran BBM dengan udara terlalu kaya. Periksa saringan udara. Jika terlalu kotor mengakibatkan udara yang masuk ke ruang bakar berkurang. Periksa tekanan injeksi, bila kurang tepat mengakibatkan BBM tidak terkabutkan secara sempurna. Lihat pompa injektor, bila ada komponen yang rusak dapat mengakibatkan jumlah BBM tidak sesuai dengan kebutuhan mesin. Periksa juga saat pembukaan katup isap atau katup buang.

“Sistem Pelumas tidak Normal”

A. Pemakaian minyak pelumas boros. 
Kemungkinan Penyebab

  1. Kebocoran sistem pelumas.
  2. Masuknya oli ke dalam ruang bakar. 

Pemeriksaan dan Perbaikan

  • Jika dalam pemeriksaan ditemukan oli mesin sangat kurang, kendaraan jangan dijalankan. Mesin akan panas dan cepat terjadi kerusakan yang berat. Usahakan selalu memeriksa oli dengan alat ukurnya. Kebocoran dapat juga dideteksi dari tetesan oli di lantai garasi atau bagian mesin.

  1. Jika baut pembuangan pelumas kendor, oli merembes ke luar, kencangkan.
  2. Jika saringan pelumas kurang kencang, kencangkan.
  3. Periksa baut-baut kepala silinder.
  4. Periksa paking. Jika baut sudah kencang tetapi masih ada rembesan oli, berarti paking rusak. Ganti dengan yang baru.

  • Karena komponen mesin aus, oli dapat masuk ke ruang bakar dan terbakar. Oli yang terbakar selain membuat gas buang menjadi putih juga meninggalkan kerak karbon dalam ruang bakar. Kerak karbon ini mengakibatkan kerja mesin terganggu. Bawa ke bengkel.



B. Oli encer atau berbusa putih.
Kemungkinan Penyebab

  1. BBM masuk ke ruang crankshaft.
  2. Air masuk ke ruang crankshaft. 

Pemeriksaan dan Perbaikan

  • Kondisi keausan yang cukup besar dan BBM yang terlalu banyak saat penyalaan, menyebabkan tekanan kompresi berkurang, sehingga BBM yang tidak terbakar dapat mengalir ke ruang crankshaft.
  •  Air yang terdapat dalam pelumas menunjukkan keretakan mesin (dinding silinder, blok mesin, atau kepala silinder), atau kerusakan paking kepala silinder. Mesin yang merupakan kerusakan berat.

MESIN MILLING dan DRILLING

Mesin Milling
Mesin milling adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain mampu memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa, juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan dimensi yang dikehendaki.
Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus, tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin mata milling agar tidak cepat aus.
Proses milling adalah proses yang menghasilkan chips (gram). Milling menghasilkan permukaan yang datar atau berbentuk profil pada ukuran yang ditentukan dan kehalusan atau kualitas permukaan yang ditentukan.
Proses kerja pada pengerjaan dengan mesin milling dimulai dengan mencekam benda kerja, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan dengan alat potong yang disebut cutter, dan akhirnya benda kerja akan berubah ukuran maupun bentuknya.

Prinsip Kerja Mesin Milling
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling. Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan. Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.

Jenis-Jenis Mesin Milling
Penggolongan mesin milling menurut jenisnya penamaannya disesuaikan dengan posisi spindel utamanya dan fungsi pembuatan produknya. Berikut merupakan jenis-jenis mesin milling:
  • Mesin Milling Horizontal
Mesin milling jenis ini mempunyai pemasangan spindel dengan arah horizontal dan digunakan untuk melakukan pemotongan benda kerja dengan arah mendatar.
  • Mesin Milling Vertikal
Kebalikan dengan mesin milling horizontal, pada mesin milling ini pemasangan spindel-nya pada kepala mesin adalah vertikal, pada mesin milling jenis ini ada beberapa macam menurut tipe kepalanya, ada tipe kepala tetap, tipe kepala yang dapat dimiringkan dan tipe kepala bergerak. Kombinasi dari dua tipe kepala ini dapat digunakan untuk membuat variasi pengerjaan pengefraisan dengan sudut tertentu.
  • Mesin Milling Universal
Mesin milling ini mempunyai fungsi bermacam-macam sesuai dengan prinsipnya. Berikut merupakan macam-macam mesin milling berdasarkan prinsipnya:
a. Frais muka
b. Frais spiral
c. Frais datar
d. Pemotongan roda gigi
e. Pengeboran
f. Reaming
g. Boring
h. Pembuatan celah
  • Plano Milling
Mesin milling yang fungsinya untuk mengerjakan benda kerja yang relatif besar, panjang dan berat.
  • Surface Milling
Jenis mesin milling yang digunakan untuk produksi massal, kepala spindel dan cutter dinaik atau turunkan.

Gerakan dalam Mesin Milling
Pekerjaan dengan mesin milling harus selalu mempunyai 3 gerakan kerja. Berikut merupakan gerakan kerja mesin milling:
  • Gerakan Pemotongan
Sisi potong cutter yang dibuat berbentuk bulat dan berputar dengan pusat sumbu utama.
  • Gerakan Pemakanan
Benda kerja digerakkan sepanjang ukuran yang akan dipotong dan digerakkan mendatar searah gerakan yang dipunyai oleh alas.
  • Gerakan Penyetelan
Gerakan untuk mengatur posisi pemakanan, kedalaman pemakanan, dan pengembalian, untuk memungkinkan benda kerja masuk ke dalam sisi potong cutter, gerakan ini dapat juga disebut gerakan pengikatan.

Tipe Cutter
Cutter pada mesin milling mempunyai bentuk silindris, berputar pada sumbunya dan dilengkapi dengan gigi melingkar yang seragam. Keuntungan cutter dibanding dengan pahat bubut dan pahat ketam adalah setiap sisi potong dari pisau frais mengenai benda kerja hanya dalam waktu yang pendek pada proses pemotongan selama 1 putaran pisau frais dan pendinginannya pada waktu sisi potong mengenai benda kerja, maka hasilnya cutter frais akan lebih tahan lama.
Cutter biasanya terbuat dari HSS maupun Carbide Tripped. Gigi cutter ada yang lurus maupun ada yang mempunyai sudut, untuk yang bersudut (helix angle) dapat mengarah ke kanan dan ke kiri. Ada beberapa macam jenis cutter. Berkut merupakan jenis-jenis cutter:
  • Plain Mill Cutter
Digunakan untuk pengefraisan horizontal dari permukaan datar.
  • Shell End Mill Cutter
Pemotongan dengan menggunakan sisi muka, digunakan untuk pengefraisan dua permukaan yang tegak lurus. Pada cutter ini panjangnya lebih besar dari diameternya dan hal yang harus diingat adalah tidak boleh memasang cutter ini terbalik.
  • Face Mill Cutter
Digunakan untuk pengefraisan ringan (pemakanan kecil). Pisau ini pendek dan mempunyai sisi potong pada bagian yang melingkar dan bagian sisi mukanya, seperti shell mill cutter. Dalam jenis ini ada yang disebut Carbide Tipped. Face mill cutter, keistimewaan pisau ini adalah tentang kemudahan penggantian sisi potongnya.

Mesin Drilling
Pengeboran adalah suatu proses pengerjaan pemotongan menggunakan mata bor (twist drill) untuk menghasilkan lubang yang bulat pada material logam maupun non logam yang masih pejal atau material yang sudah berlubang. Proses menghasilkan lubang dapat pula dilakukan dengan cara yang lain yaitu dengan proses boring (memperbesar lubang).


Drilling
Boring
Alat potong mata bor pahat ISO 8/9
Material awal Bisa pejal Harus sudah berlubang
Ukuran lubang Sama dengan ukuran mata bor Lebih besar dan dapat diatur
Alat pencekam Drill chuck, sleeve Boring head


Cara Kerja Mesin Drilling
Mesin bor mempunyai prinsip dasar gerakan yaitu gerakan berputar spindel utama dan gerakan/laju pemakanan. Berikut merupakan cara kerja mesin drilling:
  • Putaran mata bor
Gerakan putaran mata bor ini merupakan gerakan berputarnya spindel mesin bor. Gerakan ini sering disebut gerakan utama (main motion). Besarnya putaran spindel ini tergantung oleh material benda kerja, material mata bor dan diameter mata bor. Gerakan utama ini diukur dalam meter/menit.
  • Laju pemakanan
Laju pemakanan adalah gerakan turunnya mata bor menuju benda kerja tiap satuan waktu. Besarnya laju pemakanan ini mempengaruhi kualitas permukaan hasil lubang. Laju pemakanan diukur dalam mm/putaran.

Bagian-Bagian Mesin Drilling
Mesin drilling memiliki bagian-bagian yang terdapat di dalamnya. Berikut merupakan bagian-bagian dari mesin drilling:
  1. Badan/Rumahan
  2. Pilar/Tiang
  3. Tenaga Penggerak
  4. Transmisi
  5. Spindel Head (Spindel tempat memasang mata bor)
  6. Meja
  7. Perangkat Kontrol
Jenis-Jenis Mesin Drilling
Mesin drilling dibedakan menjadi dua, berdasarkan tenaga penggerak dan berdasarkan kedudukan spindelnya. Berikut merupakan jenis-jenis mesin drilling:
Berdasar tenaga penggerak:
a. Mesin bor tangan
b. Mesin bor listrik
Berdasar kedudukan spindel:
a. Mesin bor vertikal
b. Mesin bor horizontal

Peleburan Dengan Tanur Induksi

1. Pendahuluan.
Penggunaan tanur induksi di industri pengecoran logam dewasa ini telah semakin berkembang. Hal ini terutama karena tanur induksi menjanjikan beberapa kelebihan antara lain:
  • Hasil peleburan bersih.
  • Mudah dalam mengatur/mengendalikan temperatur.
  • Komposisi cairan homogen.
  • Efisiensi penggunaan energi panas tinggi.
  • Dapat digunakan untuk melebur berbagai jenis material.
Namun demikian terdapat pula hambatan/kendala yang perlu diperhatikan yaitu:
  • Infestasi biaya beban tetap yang cukup besar menuntut loading yang tinggi.
  • Biaya operasi yang besar menuntut tingkat kegagalan yang rendah.
  • Dibutuhkan operator maupun teknisi berpengalaman dalam mengoperasikannya.
  • Tingkat bahaya besar, mengingat tanur ini menggunakan enerji listrik yang sangat besar.
  • Biaya perawatan besar.
Dengan demikian walaupun tanur induksi menjanjikan banyak keuntungan namun menuntut perlakuan dan pengoperasian yang BENAR meliputi:
  • Keterampilan operator.
  • Penggunaan bahan baku dengan spesifikasi jelas.
  • Preventive maintenance yang intensiv.

2. Prinsip proses peleburan dengan tanur induksi.

Tanur induksi bekerja dengan prinsip transformator dengan kumparan primer dialiri arus AC dari sumber tenaga dan kumparan sekunder. Kumparan sekunder yang diletakkan didalam medan mahnit kumparan primer akan menghasilkan arus induksi. Berbeda dengan transformator, kumparan sekunder digantikan oleh bahan baku peleburan serta dirancang sedemikian rupa agar arus induksi tersebut berubah menjadi panas yang sanggup mencairkannya.
Sesuai dengan frekuensi kerja yang digunakan, tanur induksi dikatagorikan sebagai tanur induksi frekuensi jala-jala (50 Hz – 60 Hz) dengan kapasitas lebur diatas 1 ton/jam dan tanur induksi frekuensi menengah (150 Hz – 10000 Hz) untuk tanur dengan kapasitas lebur rendah.
Frekuensi jala-jala pada tanur induksi frekuensi menengah diubah terlebih dahulu dengan menggunakan thyristor menjadi freukensi yang lebih tinggi sebelum dialirkan kekumparan primer.

 Skema tanur induksi frekuensi menengah2.

Secara umum tanur induksi terdiri dari 2 jenis yaitu:
  • Tanur induksi jenis saluran, yang digunakan sebagai holding furnace (hanya berfungsi untuk menahan temperatur cairan agar tidak turun).
  • Tanur induksi jenis krus, yang digunakan sebagai tanur peleburan.

 Prinsip pemanasan tanur induksi jenis saluran2.


Pemanasan hanya dilakukan pada bagian saluran cairan. Bahan cair yang panas akan bergerak keatas, sedangkan bahan cair yang dinggin bergerak kebawah mengisi saluran. Dengan demikian cairan didalam tanur akan mengalami sirkulasi

Potongan melintang tanur induksi jenis saluran2.


Prinsip pemanasan tanur induksi jenis krus2.


Potongan melintang tanur induksi jenis krus2

Tanur induksi jenis krus dikonstruksi sedemikian rupa disesuaikan dengan ukuran dan jenis bahan yang dilebur, sehingga terdapat tanur induksi frekuensi jala-jala, tanur induksi frekuensi menengah dan tanur induksi frekuensi tinggi.

Daerah kerja frekuensi terhadap kapasitas muat tanur2
Hal penting yang harus diperhatikan dalam memilih frekuensi kerja tanur induksi adalah hubungannya dengan ukuran minimum bahan baku yang dapat ditembus oleh frekuensi tersebut, sebagai berikut:
gambar rumus 
dimana:
δ = kedalaman penetrasi elektromagnetik [m].
K = Konstanta bahan baku.
f = Frekuensi kerja [Hz].
Ukuran minimum bahan baku yang dapat dilebur tanpa bantuan cairan adalah:
D = 3,5 x δ
Oleh Brown Bovery Co. ditabelkan sebagai berikut.

 Dimensi minimum bahan baku [mm] 

Dengan demikian bahan baku peleburan pada tanur induksi dengan frekuensi kerja terpasang yang memiliki dimensi lebih kecil dari harga yang tertulis pada tabel diatas, harus dilebur dengan bantuan sisa cairan didalam tanur.
Pada tanur induksi frekuensi jala-jala (50 Hz), mengingat dimensi bahan baku minimumnya sedemikian besar, maka peleburan pertama selalu dimulai dengan bahan berukuran besar sebagai starting-block serta selalu disisakan sekurang-kurangnya 1/3 cairan didalam tanur untuk membantu proses peleburan berikutnya.
Akibat dari adanya arus induksi yang terus menerus mengalir didalam cairan maka akan terjadi pergerakan cairan yang disebut sebagai stirring. Kualitas dan kuantitas stirring ditentukan oleh tinggi atau rendahnya frekuensi kerja dan jumlah fasa listrik yang digunakan.

Stirring pada 1 fasa (a) dan 3 fasa (b).


Sedangkan frekuensi kerja yang semakin rendah akan mengakibatkan stirring secara kualitatif menjadi semakin besar namun kuantitatif sedikit sehingga akan muncull sebagai gejolak cairan. Frekuensi kerja yang semakin tinggi akan mengakibatkan stirring yang terjadi kecil namun merata disetiap bagian dari cairan, sehingga cairan akan tampak lebih tenang.
3. Pemuatan bahan peleburan.
Proses peleburan dengan tanur induksi akan semakin efisien bila menggunakan bahan baku yang masif (berukuran besar) dan kompak. Keuntungan yang diperoleh dari bahan masif adalah:
  1. Bahan yang dilewati oleh medan induksi lebih banyak sehingga menghasilkan enerji panas yang lebih besar.
  2. Permukaan bahan yang bersentuhan dengan udara sedikit sehingga mengurangi efek oksidasi.
  3. Bahan homogen dengan komposisi yang serupa sehingga mengurangi faktor kesalahan peramuan.
  4. Mengurangi kemungkinan bahan asing dan kotoran ikut terbawa pada saat pemuatan sehingga lebih dapat menjamin pencapaian komposisi yang dikehendaki serta mengurangi terak ataupun bahaya-bahaya lain yang ditimbulkannya.
Ketersediaan cairan didalam tanur juga akan dapat meningkatkan kecepatan peleburan. Maka dalam hal pemuatan bahan kedalam tanur indsuksi berlaku urutan sebagai berikut:
Tanur induksi frekuensi jala-jala:
  1. Sarting blok untuk awal peleburan.
  2. Sisa cairan, yaitu 1/3 dari kapasitas tanur untuk peleburan lanjutan.
  3. Besi kasar.
  4. Bahan daur ulang.
  5. Besi bekas.
  6. Baja bekas.
  7. Carburisher (bersama baja bekas).
  8. Bahan paduan, dimana padfuan dengan kehilangan terbakar (melting loss) tinggi dimuatkan paling akhir.
Poin 1 merupakan tuntutan wajib bagi tanur induksi frekuensi jaringan, sebab tanpa starting block proses peleburan tidak dapat berlangsung. Sedangkan poin 2 adalah upaya untuk meningkatkan efisiensi enerji peleburan. Poin 3 sampai 8 merupakan urutan prioritas bila bahan-bahan tersebut digunakan.
Tanur induksi frekuensi menengah dan tinggi:
  1. Sarting blok untuk awal peleburan (bila tersedia).
  2. Besi kasar.
  3. Bahan daur ulang.
  4. Besi bekas.
  5. Baja bekas.
  6. Carburisher (bersama baja bekas).
  7. Bahan paduan, dimana padfuan dengan kehilangan terbakar (melting loss) tinggi dimuatkan paling akhir.
Poin 1 lebih baik dilakukan walaupun tanpa sarting blok proses peleburan dengan tanur induksi frekuensi menengah sampai tinggi tetap dapat dilakukan. Sedangkan poin 2 sampai 7 merupakan urutan prioritas bila bahan-bahan tersebut digunakan.
Rangkuman.
  1. Tanur induksi digunakan pada proses peleburan besi, baja cor dan sedikit nonferro.
  2. Enerji peleburan diperoleh dari bahan bakar listrik.
  3. Tanur induksi terdiri dari dua jenis yaitu jenis saluran (untuk proses penahanan temperatur) dan jenis krus (untuk proses peleburan).
  4. Ukuran bahan baku sangat ditentukan oleh frekuensi kerja tanur induksi.
  5. Kualitas peleburan sangat ditentukan oleh lining tanur induksi.
Efisiensi peleburan akan naik bila bahan baku yang digunakan berukuran besar dan masif (kompak).




MENGOPRASIKAN DAN MEMPROGRAM MESIN CNC FRAIS TU-3A

BAGIAN-BAGIAN MESIN DAN PENGENDALI

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Ø Menyebutkan bagian-bagian utama mesin CNC TU-3A
Ø Menyebutkan fungsi bagian-bagian control mesin CNC TU-3A
Ø Menyebutkan fungsi setiap tombol pada panel pengendali mesin
a. Uraian Materi Pembelajaran
1. Bagian-bagian mesin CNC TU-3A
Yang termasuk pada bagian-bagian utama mesin CNC TU-3A adalah :
a. Panel pengendali
b. Monitor
c. Motor utama
d. Spindel utama
e. Meja mesin
f. Motor step
g. Landasan luncur meja mesin
h. Pintu mesin
Secara lengkap bagian-bagian utama mesin CNC TU-3A ditunjukan pada gambar di bawah ini
Gambar 1.1 Mesin CNC TU-3­0
1. Panel pengendali
Unsur-unsur pengendali untuk pelayanan mesin CNC TU-3A adalah semua piranti yang terdapat pada panel pengendali mesin seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 1.2 panel pengendali mesin secara umum
Keterangan gambar :
1. Saklar ON spindel untuk operasi mesin CNC secara manual
2. Tombol pengatur kecepatan spindel
3. Saklar utama ON atau OFF
4. Lampu indikator
5. Tombol darurat
6. Tombol pilihan satuan sistem persumbuan untuk milimeter (mm) atau inchi
7. Penggerak disket
8. Lampu petunjuk operasi manual
9. Tombol pengatur kecepatan pemakanan
10. Tombol pelintasan cepat-tombol ini ditekan bersamaan dengan salah satu tombol penggerak eretan peda arah relatif
11. Penunjukan alamat pemrograman
12. Penampilan data alamat aktif dan berbagai jenis alarm
13. Lampu penunjuk operasi mesin CNC
14. Tombol pilihan pelayanan manual atau CNC
15. Tombol untuk mengaktifkan alamat M pada waktu menyimpan program dan menguji ketapan data geometris program
16. Tombol START untuk menjalankan mesin
17. Tombol-tombol untuk memasukan data
a. Tombol angka 0-9
b. Tombol minus (-) untuk mengubah arah lintasan
c. Tombol INP, untuk menyimpan data alamat yand masuk
d. Tombol DEL, untuk menghapus data per alamat
e. Tombol REV, untuk mengembalikan kursor blok per blok
f. Tombol FWD, untuk memajukan kursor per blok
g. Tombol panah, untuk memajukan kursor per alamat
h. Tombol M, untuk mengaktifkan fungsi M
18. Tombol penggerak manual arah relatif dengan step motor : (pedoman arah penggerakan memanjang dan melintang kita anggap menggerakan pisau,walaupun yang bergerak mejanya)
a. Tombol –X, pisau melintas arah memanjang kekiri (meja mesin bergerak ke kanan)
b. Tombol +X, pisau melintas arah memanjang ke kanan (meja mesin bergerak ke kiri)
c. Tombol –Y, pisau melintas arah melintang ke luar atau menuju operator
d. Tombol +Y, pisau melintas arah melintang ke dalam atau menjauhi operator
e. Tombol –Z, pisau melintas arah turun
f. Tombol +Z, pisau melintas arah naik
19. Amperemeter
MENGOPERASIKAN MESIN SECARA MANUAL
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Ø Menyebutkan langkah pengoperasian mesin CNC TU-3A secara manual
Ø Memasang dan melepas pisau pada mesin
Ø Mengefrais secara manual
b. Uraian Materi Pembelajaran
Langkah-langkah pengoperasian mesin CNC TU-3A secara manual sebagai berikut :
Gambar 2.1 menghidupkan mesin
1. Menghidupkan mesin
Langkah operasional yang di lakukan untuk menghidupkan mesin CNC TU-3A ialah dengan memutar saklar utama mesin ke kanan (angka 1) pada kedudukan ON, dan lampu indikator arus masuk akan menyala.

Gambar 2.2 Menyetel Kecepatan Spindel

Memutar dan menyetel kecepatan spindel
Untuk memutar spindel utama mesin putar saklar ON spindel untuk operasi mesin CNC secara manual, setelah spindel utama mesin berputar atur kecepatan putar spindel mesin dengan memutar knob pengatur kecepatan spindel mesin sesuai dengan Gambar 2.2 Menyetel Kecepatan Spindel.
kecepatan yang di inginkan, apabila knob di putar searah jarum
jam maka kecepatan putar spindel mesin semakin besar.

1. Menggeser pisau
a. Sistem Persumbuan
Sistem persumbuan distandarkan untuk berbagai permesinan berdasarkan ISO 841 dan DIN 66217 dengan dasar sistem koordinat cartesian. Untuk memudahkan penunjukan persumbuan mesin CNC TU-3A (tegak), operator berhadapan dengan mesin, lalu buka jari-jari tangan kanan (kaidah tangan kanan) seperti pada gambar berikut.
                   Gambar 2.3 Sistim persumbuan kaidah tangan kanan

Gambar di bawah ini menunjukan berbagai sistem persumbuan untuk mesin frais vertikal (tegak)
Pada mesin frais jenis ini kepala fairs dan pisau bergerak secara vertikal dan benda kerja yang terpasang di atas meja melaksanakan gerakan melintang dan memanjang.
Gambar 2.4 Sistem persumbuan mesin frais vertikal
(alat potong yang bergerak)
Pada mesin frais jenis kedua ini kepala mesin frais dan pisaunya diam tidak melakukan gerakan vertikal dan benda kerja yang terpasang di atas meja melaksanakan gerakan melintang dan memanjang.
Gambar 2.5 Sistem Persumbuan Mesin frais vertikal
(meja mesin yang bergerak)
a. Menyetel kecepatan pemakanan/ingsutan (feeding/F)
kemampuan alat potong melakukan penyayatan bahan Kecepatan pemakanan/ingsutan berkenaan dengan dalam setiap satu menit yang di pengaruhi oleh :
1. Bahan benda kerja/bahan pisau
2. Kondisi mesin
3. Geometri mata pisau frais
Untuk menentukan besarnya kecepatan pemakanan mesin dapat di lakukan dengan dua cara yaitu dengan rumus menghitung besarnya kecepatan pemakanan :

F=n x f x s
Keterangan :
F = Kecepatan pemakanan (mm/menit)
n = jumlah mata sayat
f = lebar penyayatan
s = Kecepatan putar spindel mesin
atau dapat juga menggunakan tabel hubungan kedalaman pemotongan,diameter pisau dan kecepatan sayat seperti gambar di bawah ini.
Pengefraisan
Dalamnya pemotongan-Diameter alat potong – Asutan




Pemboran
Diameter batang bor – Asutan
Contoh :
Bahan benda kerja aluminium, bahan pisau HSS, kedalaman pemotongan (t) = 10 mm dan diameter pisau (d) = 10 mm, maka kecepatan pemakanan (F) yang sesuai = 60 mm/men. Untuk mengatur kecepatan pemakanan secara manual : putarlah knob pengatur kecepatan pemakanan searah jarum jam untuk memperbesar kecepatan pemakanan dan ke kiri untuk memperkecil kecepatan pemakanan.
 
Gambar 2.6 Menyetel feedin

b. Menggeser eretan secara bebas
Untuk melakukan perlintasan secara cepat pada mesin CNC TU-3A di lakukan dengan cara menekan tombol pelintas cepat tombol ini ditekan bersamaan dengan salah satu tombol penggerak eretan pada arah relatif, yaitu tombol
c. Menggeser eretan secara terukur
Untuk melakukan penggeseran eretan secara terukur pada mesin CNC TU-3A dilakukan dengan cara menekan tombol penggerak eretan pada arah relatif, yaitu tombol : -X -Y -Z +X +Y +Z untuk melihat besaran pergerakan eretan yang di butuhkan dapat dilihat pada monitor mesin, apabila penggeseran sesuai dengan yang di inginkan hentikan penekanan tombol arah relatif pada panel pengendali.
4. Memasang/melepas pisau jari pada pemegang (holder)
Untuk memasang pisau fraisjari pada holder,lakukan-langkah berikut :
a. Siapkan kolet untuk mencekam pisau pada holder.
b. Letakan kolet ke dalam rumah/mur.
c. Masukkan mur pengencang dengan posisi miring sedemikian rupa,sehingga bagian eksentrik masuk kedalam alur kolet.
d. Masukkan mur pengencang dengan koletnya ke ujung holder.
e. Masukan alat potong kedalam kolet dan kencangkan mur dengan pen silindris searah jarum jam.
Untuk melepas pisau frais jari dan holdernya,lakukan langkah berikut :
a. Putar berlawanan jarum jam mur pengencang
b. Setelah mur pengencang di kendorkan, cabut alat potong dari kolet.






  
Gambar 2.7 memasang pisau jari
5. Memasang/melepas holder pada sumbu utama
Lakukan langkah berikut ini untuk memasang holder pada spindel utama mesin :
Gambar 2.8 memasang holder 
a. Putar handel penetap holder searah jarum jam untuk membuka pen penetap spindel
b. Masukkan holder ke dalam lubang spuindel.
c. Putar holder bolak-balik untuk menetapkan kedudukan alur holder pada pen penetap.
d. Setelah kedudukan pen penetap pada spindel masuk ke dalam alur holder lepas kembali hendel penetap sehingga holder terkunci secara otomatis.
1. Mengefrais benda kerja secara manual
Apabila akan melakukan pengefraisan secara manual dengan diameter pisau frais 10 mm, maka lakukan langkah-langkah penyetelan nol benda kerja sebagai berikut:
a. Gerakkan pisau frais pada arah –Z sampai sedikit menggores permukaan benda kerja, lalu tekan tombol INP dua kali, maka sajian Z pada layar monitor menunjukan angka 0).
Gambar 2.9 Gerakkan Pisau ke Arah Z
b. Gerakkan pisau pada arah X sampai sedikit menggores sisi benda kerja, lalu tekan tombol INP dua kali, maka sajian X pada layar monitor menunjukan angka 0).
Gambar 2.10 Gerakkan pisau ke Arah X
c. Goreskan sisinya pada arah Y, lalu tekan tombol INP dua kali, maka sajian Y pada layar monitor menunjukan angka 0).
Gambar 2.11 gerakkan Pisau ke Arah Y
d. Gerakkan pisau frais ke arah Y, setelah sajian menunjukan nol.
Gambar 2.10 Gerakkan Pisau frais
Setelah langkah di atas, isilah terlebih dahulu data berikut:
Kecepatan put. Spindel (put/men)
...........................
Ingsutan F (mm/men)
...........................
Lebar X (mm)
..........................
Kedalaman z (mm)
...........................
Perhatikan penyetelan ingsutan secara
benar
Gambar 2.11 Skema Gerakkan Pengfraisan Manual
2. Pengoperasian Manual
Sajian
Setlah menghidupkan mesin, sajian menunjukan 0. lampu-lampu X, Y, Z menyala
Jika anda menggerakkan kearah X, lampu X menyala. Jika anda melepas jari dari tombol, jarak gerakannya ditunjukan dalam 1/100 mm pada VDU. Dengan jarak 2,45 mm. Sajian menunjukan 245
Jika anda menekan tombol Z, nyala meloncat ke lampu Z. Setelah anda mengangkat jari dari tombol, jarak gerakan muncul (dengan 6,28 mm akan muncul 628).
Tanda minus pada sajian.
Monitor
Jika anda menghidupkan mesin, layar menunjukan nol untuk X, Y, Z
Dengan pengecualian gerakkan cepat, penunjukan memperlihatkan terus menerus dalam langkah 0,5 mm.
1. menyetel posisi start pisau jari ( PST = position of setting tool / start point )
langkah penyetelan posisi start pisau jari dapat dilakukan sebagai berikut :
a. sajian harus menunjukan nol pisau frais berada pada titik yang ditentukan ( Y=0, Z =0), lakukan penyetelan pisau agar sajikan X, Y, Z berada pada titik nol
b. geser posisi pisau pada sisi X dengan jarak 22,15 dengan prosedur :
1) lampu X pada sajian menyala
2) tekan INP – lampu X
2
berkedip
3) masukan nilai
5
( tanpa tanda +/-, sebab pisau frais dengan geraqkan arah + harus nol )
4) tekan tombol INP, maka kedipan lampu X akan berhenti.
c. masukan nilai Y dan Z dengan cara yang sama.
Gambar 2.13 Langkah Menyetel PST
Untuk penyetelan posisi start pisau jari dengan metoda pelayanan manual dilakukan dengan cara berikut :
a. goreskan pisau pada permukaan
benda kerja, lalu setel sajian Z=0
b. goreskan sisi pisau pada sisi benda kerja arah X, lalu masukan nilai radius pisau frais (r).
c. goreskan sisi pisau pada sisi benda kerja arah Y, lalu masukan nilai radius pisau frais (r).
Gambar 2.13 Penyetelan posisi start pisau
1. Memuat ( entry ) data program CNC ke mesin
a. fungsi tombol – tombol penyunting ( edit )
Gambar 2.14 Tombol penyunting
Keterangan gambar :
1. Tombol angka
2. Tombol tanda minus, untuk memasukan nilai minus, tombol minus harus ditekan setelah memasukan angka.
3. Tombol INPUT, untuk menyimpan data
4. Tombol DEL, untuk menghapus
5. Tombol FWD,untuk program melompat maju blok demi blok
6. Tombol REV, untuk program melompat mundur blok demi blok
7. Tombol panah , untuk sajian melompat per alamat
8. Tombol M, untuk memesukan fungsi lain
b. memuat/memasukan program
Gambar 2.15 Memasukan program
Memasukan program pada mesin CNC TU-3A dengan cara menggunakan tombol penyunting yang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Dari disket
Langkah-langkah memasukan program melalui disket adalah sebagai berikut :
§ Masukan disket kedalam program melalui disket adalah pengendali
§ Memasukan data G65 tekan INP sebanyak dua kali
§ Pilih nomor program tekan INP
b. Secara manual
Untuk memasukkan program secara manual dengan menggunakan tombol penyunting
§ Tombol angka 0-9
§ Tombol tanda minus, untuk memasukan nilai minus, tombol harus ditekan setelah memasukkan angka
§ Tombol INPUT, untuk menyimpan data
§ Tombol DEL, untuk menghapus
§ Tombol FWD, untuk program melompat maju blok demi blok
§ Tombol REV, untuk program melompat mundur blok demi blok
§ Tombol panah, untuk sajian melompat per alamat
§ Tombol M, untuk memasukan fungsi lain
2. Mematikan mesin
Setelah mesin digunakan, maka langkah yang penting kemudian ialah mematikan mesin. Langkah mematikan mesin sesuai dengan prosedur merupakan salah satu bagian dari pemeliharaan.
Sebelum mematikan tombol power listrik pada mesin, terlebih dulu lakukan pemutusan arus listrik pada motor step dengan langkah :
a. Aktifkan pelayanan mesin CNC dengan menekan tombol H/C
b. Tekan tombol panah untuk mengaktifkan alamat G
c. Tekan tombol angka 6dan 4 dalam alamat G tersebut
d. Tetapkan kombinasi angka tersebut dengan menekan tombol INP
e. Kembali ke pelayanan manual dengan menekan tombol H/C
Gambar motor listrik sudah tidak nampak lagi pada layar monitor.
Setelah langkah di atas selesai dilakukan, kemudian matikan saklar utama mesin.
Kegiatan Belajar 3
MEMBUAT PROGRAM CNC TU-3A
A. Tujuan Kegiatan pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 ini, anda akan dapat :
· Memahami pengertian program CNC TU-3A
· Memahami struktur program CNC
· Memahami metoda pengukur titik koordinat absolut dan inkremental/relatif
· Menyebutkan fungsi kode ”G” dan “M”
· Melakukan pemrograman uintuk pengefraisan kontur lurus, radius dan kantong (pocket)
B. Uraian Materi
TU (Training Unit)-3A merupakan mesin frais CNC yang khusus digunakan untuk pelatihan, dimana ukuran dan kapasitas mesin lebih kecil dibandingkan dengan PU (Production Unit). Pengoperasian mesin tersebut menggunakan kode-kode numeris yang di susun dalam bentuk program NC.
1. Pengertian Program NC
Program NC pada intinya adalah perintah kepada pisau (alat pemotong) untuk bergerak dari yiyik koordinat yang lainnya sehingga akhirnya menghasilkan kontur benda sesuai yang diharapkan oleh program.
Bahasa perintah ini tersusun dari kode-kode numeris yakni kode berupa huruf dan angkan tertentu yang oleh pengendali mesin CNC kode numeris tersebut diubah menjadi sinyal-sinyal listrik yang menggerakan, misalnya : motor step pada eretan.
Pengkodean gerak pisau dinyatakan dengan menggunakan persumbuan sistem koordinat Cartesian seperti dalam gambar 3.1 berikut :
Gambar 3.1: Pengkodean gerakan pisau
Keterangan :
Gerakan X : memanjang
Gerakan Y : melintang
Gerakan Z : tegak
Pengkodean dengan huruf seperti di atas merupakan sebuah intruksi terhadap gerakan pisau untuk lintasan memenjang, melintang dan tegak. Sedangkan arah gerakannya mengikuti tanda + (plus) atau – (minus).
Contoh intruksi pada mesin CNC untuk melakikan operasi seperti gambar 3.2 dibawah dapat diuraikan sebagai berikut :
Gambar 3.2 : Intruksi
Pengkodean lintasan pisau jari pada gambar di atas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 :Perubahan Intruksi dalam Bentuk Kode
Intruksi Verbal
Intruksi Bentuk Kode
1. Gerakan pisau ke bawah (eretan tegak) 15 mm
2. Gerakan pisau ke kanan (eretan memanjang) 50mm
3. Gerakan pisau maju (eretan melintang) 30 mm
Z -15
X 50
Y 30
Pada gerakan 1 tidak terjadi pembuangan tatal. Dengan gerakan secepat mungkin. Gerakan cepat ini dikodekan GOO.
Pada gerakan 2 dan 3 merupakan gerakan lurus dan terjadi pembuangan tatal. Gerakan interpolasi lurus ini dikodekan GO1.
Kecepatan gerakan 2 dan 3 harus diatur sesuai perhitungan, yang tergantung dari diameter pisau frais, jenis bahan dan dalamnya pemotonan.
Dalam hal agar mesin CNC dapat melakukan gerakan seperti gambar 3.2, maka perintah harus diberikan kepada komputer dengan mengisi format yang terdapat pada layar sebagai berikut :
Tabel 3.2 : Penisian kode
N
G
(M)
V
(I) (D)
Y
(Y) (S)
Z
(K)
F
(L) (T) (H)
................
00
0
0
-1500
................
01
5000
0
..................
................
01
0
3000
0
..................
Keterangan :
Pada TU – 3A panjangnya gerakan di program tanpa titik desimal dalam 1/100 mm atau 1/1000 inci,sehingga perintah gerakan 15 mm diprogramkan 1500, perintah gerakan 30 mm diprogramkan 3000, perintah gerakan 50mm diprogramkan 5000 dst.
Sedangkan dalam sebuah inci, perintah gerakan 1,235 inci diprogramkan 1235 dst.
2. Struktur Program CNC
Program CNC merupakan naskah program yang di dalamnya memuat data pokok untuk pembuatan/pengerjaan bahan bakal menjadi suatu bentuk benda kerja. Dengan demikian program CNC terdiri dari beberapa dagian yang tersusun secara berurutan, baik blok, kata-kata maupun kata-nya.
Ø Blok
Program terdiri dari beberapa blok, dimana setiap blok berisikan semua data untuk melakukan satu pekerjaan. (contoh, perintah : gerakan eretan memanjang 25 mm, dengan kecepatan 120 mm/menit)
Tabel 3.3 : Blok
N
G
(M)
X
(I) (D)
Y
(J) (S)
Z
(K)
F
(L) (T) (H)
00
00
-3000
0
0
01
01
0
-2500
0
120
02
01
1050
0
0
120
03
01
0
-1680
100
120
Ø Kata-Kata
Setiap blok pada suatu program terdiri dari derbagai kata-kata, dimana setiap kata terdiri dari satu huruf dan satu kombinasi angka.
Contoh : N 01.
Ø Kata
Kata tediri dari satu huruf dan kombinasi angka (nomor kunci).
Huruf yang terletak pada kata disebut juga adres.
Beberapa adres yang terdapat di dalam lembaran program didefinisikan sebagai berikut :
Tabel 3.4 : Adres
N
G
(M)
X
(I) (D)
Y
(Y) (S)
Z
(K)
F
(L) (T) (H)
a. Adres “N”
“N” merupakan singkatan dari nomor intriksi atau perintah satu pekerjaan di dalam blok.
b. Adres “G”
Pada kolom ini akan kita masukan informasi kunci fungsi jalan.
c. Adres “X,Y,Z”
Kolom-kolom ini memuat data panjangnya gerakan eretan memanjang (X), melintang (Y) dan tegak (z) yang diprogram tanpa titik desimal, dalam 1/100 mm dan 1/1000 inci.
d. Adres “F”
Kolom “F” akan memberikaqn informasi atau perintah kecepatan pemakanan/ingsutan dalam satuan mm/ menit atau 1/10 inci/ menit.
e. Adres “M”
Fungsi “M” di sebut sebagai fungsi bantu yang dituliskan pada kolom “g’ di sertai nomor kunci.
f. Adres “D”
Adres “D” merupakan besarnya radius pisau, sehingga bila radius pisau=5mm akan kita tulis D 500
g. Adres “S”
+Adres ini merupakan kecepatan putaran spindle atau pisau.
Contoh : Putaran Pisau 2000 rpm akan kita tulis S 2000
h. Adres “T”
Adres “T’ digunakan untuk memilih alat potong sesuai dengan nomor yang ada, contoh : T 02
i. Adres “I”,”J”dan “K”
Adres ini merupakan parameter pemrograman melingkar (akan di uraikan pada uraian G 02 / G 03).
3. Metode Pengukuran Titik Koordinat
Metode pengukuran titik koordinat pada mesin CNC penting sekali untuk di pelajari mengingat bahwa ketepatan gerakan pisau akan menentukan keakuratan hasil dan bentuk benda kerja yang dibuat.
Ada 3 (tiga) metode pengukuran titik koordinat yang akan dibahas berikut ini, yaitu Pengukuran Absolut, Pengukurai Inkremental dan Pengukuran Campuran.
Pengukuran Absolut
Pengukuran Inkremental
Gambar 3.3 : Metode Pengukuran Absolut dan Inkremental
Metode pengukuran titik koordinat ini dapat dipilih sesuai dengan keinginan kita dengan memberikan infornasi kunci pada kolom “G”, yaitu untuk Absolut = G 90 dan Inkremental = G 91
a. Metode Pengukuran Absolut
Gambar 3.4 : Pengukuran Absolut
Pada metode pengukuran koordinat secara absolut semua titik koordinat diukur dari titik tertentu sebagai titik 0 (nol)/titik referensi.
Pada gambar contoh (gambar 3.4) titik-titik A,B,C, diukur dari titik W sebagai titik nolnya.
Penulisannya dalam format program, sebagai berikut (Skala 10 mm tiap petak) :