Get paid to share your links!
2013-10-13 ~ KREATIF ANAK MESIN

Jumat, 18 Oktober 2013

FUNGSI BAGIAN-BAGIAN TRANSMISI

  • Input shaft berfungsi untuk meneruskan teb\naga putar dari kopling ke transmisi
  • Output shaft berfungsi untuk meneruskan tenaga putar dari transmisi ke propeller shaft
  • Gigi percepatan berfungsi untuk menentukan gear ratio yang berhubungan dengan perubahan percepatan atau momen, konstruksi pemasangan bebas berputar pada puros output shaft
  • Counter gear & shaft berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dari input shaft ke gigi-gigi percepatan sesuai dengan penggunaan gigi atau sikap
  • Reverse idle gear & shaft berfungsi untuk merubah arah putaran output shaft sehingga berlawanan dengan putaran input shaft (posisi mundur)
  • Mekanisme sincromesh (hub assy) berfungsi untuk menghubungkan dan memindahkan putaran input shaft ke output shaft melalui counter gear dan gigi percepatan. Mekanisme sincromesh terdiri dari lima bagian, diantaranya :
  1. Clutch hub berhubungan dengan output shaft melalui splin (alur), sehingga apabila clutch hub berputar maka output shaft juga ikut berputar.
  2. Hub sleeve, dapat bergerak maju mundur pada alur bagian luar clutch hub, sedangkan hub sleeve berkaitan dengan garpu pemindah (shift fork). Hub sleeve berfungsi untuk menghubungkan clutch hub dengan gigi percepatan melalui synchronizering dan gigi konis yang terpasang pada tiap-tiap gigi sikap
  3. Synchronizering, terpasang pada bagian samping clutch hub yang berfungsi untuk menyamakan putaran gigi percepatan dan hub sleeve dengan jalan mengadakan pengereman terhadap gigi percepatan saat hub sleeve digeserkan (dihubungkan) oleh garpu pemindah pada salah satu sikap.
  4. Shifting key, dipasang pada tiga buah tempat yang terdapat pada synchronizering dan clutch hub, Fungsi shifting key untuk meneruskan gaya tekan dari hub sleeve selanjutnya ditekan ke synchronizering agar terjadi pengereman pada bagian tirus gigi percepatan (dudukan synchronizering)
  5. Key spring berfungsi untuk mengunci dan menekan shifting key agar tetap tertekan kearah hub sleeve.
2 Drive axle poros penggerak

gambar-sistem-kopling-mobil

transmisi_sliding_1

transmisi-manual




MACAM-MACAM ALAT UKUR DAN FUNGSINYA

Alat Ukur Elektronika dan Fungsinya | Alat ukur elektronik (listrik) merupakan perkakas/alat yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran listrik seperti hambatan listrik (R), kuat arus listrik (I), beda potensial listrik (V), daya listrik (P), dan lainnya. Terdapat dua jenis alat ukur yaitu alat ukur analog dan alat ukur digital.
Berikut adalah macam-macam alat ukur listrik :

  • Amper-meter
  • Voltmeter
  • Ohm-meter
  • Multimeter Analog/Digital
  • Oscilloscope
  • Generator fungsi
  • Digital Signal Analyzer
  • Spectrum meter 
  • dll 

  • Ampermeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik baik untuk listrik DC maupun AC yang ada dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang berderet dengan elemen listrik. Cara menggunakannya adalah dengan menyisipkan amperemeter secara langsung ke rangkaian.







Ampermeter posisi nol di tengah

  • Voltmeter

 

Voltmeter adalah alat/perkakas untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Voltmeter disusun secara paralel terhadap letak komponen yang diukur dalam rangkaian. Alat ini terdiri dari tiga buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik. Lempengan luar berperan sebagai anode sedangkan yang di tengah sebagai katode. Umumnya tabung tersebut berukuran 15 x 10cm (tinggi x diameter).





  •  Ohm-meter

Ohm-meter adalah alat untuk mengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.






  • Multitester Analog/Digital

Multimeter adalah alat untuk mngukur listrik yang sering dikenal sebagai VOAM (VolT, Ohm, Ampere meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (amper-meter). Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC. 




Multitester Analog 






  • Oscilloscope

 

Oscilloscope/osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.


  • Generator fungsi


Generator fungsi adalah alat ukur yang digunakan sebagai sumber pemicu yang diperlukan, merupakan bagian dari peralatan (software) uji coba elektronik yang digunakan untuk menciptakan gelombang listrik. Gelombang ini bisa berulang-ulang atau satu kali. 
Generator fungsi analog umumnya menghasilkan gelombang segitiga sebagai dasar dari semua outputnya. Segitiga ini dihasilkan oleh kapasitor yang dimuat dan dilepas secara berulang-ulang dari sumber arus konstan.
Tipe lain dari generator fungsi adalah sub-sistem yang menyediakan output sebanding terhadap beberapa input. Contohnya, output berbentuk kesebandingan dengan akar kuadrat dari input. Alat seperti itu digunakan dalam sistem pengendali umpan dan komputer analog. 

MAKALAH MIKROMETER SEKRUP

 

PENDAHULUAN

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang didasarkan atas percobaan. Dalam percobaan, pengukuran merupakan salah satu hal yang tidak boleh ditinggalkan. Mengukur merupakan sesuatu hal yang penting untuk dilakukan dalam mempelajari berbagai fenomena yang sedang dipelajari. Selain dalam proses pembelajaran, pengukuran juga kerap kali dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengukuran suatu objek dilakukan menggunakan alat ukur. Setiap alat ukur mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda-beda. Selain fungsinya yang berbeda-beda, setiap alat ukur juga mempunyai karakteristik dan sklala yang berbeda- beda, serta cara penggunaan dan cara membaca skala yang berbeda-beda pula.
Salah satu alat ukur dasar dalam fisika adalah mikrometer sekrup. Mikrometer sekrup merupakan alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat, serta berbagai onderdil kendaraan yang berukuran kecil. Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0,01 mm. Mikrometer digunakan juga dalam teknik mesin electro untuk mengukur ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar dan garis tengah dari kerendahan dan batang-batang slot.

PEMBAHASAN
  
A.    Pengertian Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat ukur panjang. Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang memiliki tingkat ketelitian tertinggi. Tingkat ketelitian mikrometersekrup mencapai 0,01 mm atau 0,001 cm. Dengan ketelitiannya yang sangat tinggi, mikrometersekrup dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar dari benda yang sangat kecil maupun tipis seperti kertas, pisau silet, maupun kawat.
Secara umum, mikrometer sekrup digunakan sebagai alat ukur dalam teknik mesin elektro untuk mengukur ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar dan garis tengah dari kerendahan dan batang-batang slot.Alat ini biasanya difungsikan untuk mengukur diameter benda-benda berukuran milimeter atau beberapa centimeter saja.
Mikrometer sekrup terdiri atas rahang utama sebagai skala utama dan rahang putar sebagai skala nonius. Skala nonius terdiri dari 50 skala. Setiap kali skala nonius diputar 1 kali, maka skala nonius bergerak maju atau mundur sejauh 0,5 mm. Ketelitian micrometer sekrup adalah setengah dari skala terkecilnya. Satu skala nonius memiliki nilai 0,01 mm. Hal ini dapat diketahui ketika kita memutar selubung bagian luar sebanyak satu kali putaran penuh, akan diperoleh nilai 0,5 mm skalautama. Oleh karena itu, nilai satu skala nonius adalah0,5/50mm = 0,01 mm. 

B.     Kegunaan Mikrometer Sekrup

Adapun kegunaan dari mikrometer sekrup adalah sebagai alat ukur panjang dengan tingkat ketelitian tinggi. Dengan ketelitiannya yang sangat tinggi, mikrometersekrup dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar dari benda yang sangat kecil maupun tipis seperti kertas, pisau silet, maupun kawat. Alat ini biasanya difungsikan untuk mengukur diameter benda-benda berukuran milimeter atau beberapa centimeter saja.

C.    Bagian-Bagian Mikrometer Sekrup


 Adapun bagian-bagian mikrometer sekrup adalah sebagai berikut:
  • Bingkai (Frame)
Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan panas serta dibuat agak tebal dan kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan peregangan dan pengerutan yang mengganggu pengukuran. Selain itu, bingkai dilapisi plastik untuk meminimalkan transfer panas dari tangan ketika pengukuran karena jika Anda memegang bingkai agak lama sehingga bingkai memanas sampai 10 derajat celcius, maka setiap 10 cm baja akan memanjang sebesar 1/100 mm.
  • Landasan (Anvil)
Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakan diantara anvil dan spindle.
  • Spindle (gelendong)
Spindle ini merupakan silinder yang dapat digerakan menuju landasan.
  • Pengunci (lock)
Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak bergerak ketika mengukur benda.
  • Sleeve
Tempat skala utama.
  • Thimble
Tempat skala nonius berada
  • Ratchet Knob
Untuk memajukan atau memundurkan spindel agar sisi benda yang akan diukur tepat berada diantara spindle dan anvil. 

D.    Skala pada Mikrometer Sekrup



Skala pada mikrometer sekrup ada dua yaitu ;
  • Skala Utama (SU), yaitu skala pada pegangan yang diam (tidak berputar) ditunjuk oleh bagian kiri pegangan putar dari mikrometer sekrup.
  • Skala Nonius (SN), skala pada pegangan putar yang membentuk garis lurus dengan garis mendatar skala diam dikalikan 0,01 mm.
E.     Prinsip Kerja Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya sampai 0,01 mm. Bentuk mikrometer sekrup ditunjukkan pada gambar 1. Alat ukur ini mempunyai batang pengukur yang terdiri atas skala dalam milimeter, dan juga sekrup berskala satu putaran sekrup besarnya sama dengan 0.5 mm dan 0.5 mm pada skala utama dibagi menjadi 100 skala kecil yang terdapat pada sekrup.

Gambar 1.


F.     Cara Mengkalibrasi Mikrometer Sekrup

Kalibrasi merupakan prosesverifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.
Kalibrasi diperlukan untuk:
  • Perangkat baru
  • Suatu perangkat setiap waktu tertentu
    • Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)
    • Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi
    • Ketika hasil pengamatan dipertanyakan
Pada umumnya, kalibrasi merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu.. Contohnyatermometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga termometer tersebut menunjukan temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada titik-titik tertentu di skala.

Di beberapa negara termasuk Indonesia, terdapat direktorat metrologi yang memiliki standar pengukuran (dalam SI dan satuan-satuan turunannya) yang akan digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi. Direktorat metrologi juga mendukung infrastuktur metrologi di suatu negara dengan membangun rantai pengukuran dari standar tingkat tinggi/internasional dengan perangkat yang digunakan.
Hasil kalibrasi harus disertai pernyataan “traceable uncertainity” untuk menentukan tingkat kepercayaan yang di evaluasi dengan seksama dengan analisis ketidakpastian. Setelah digunakan dalam jangka waktu yang lama mikrometer perlu dikalibrasi untuk mendapatkan tingkat kecermatan sesuai dengan standarnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkalibrasi mikrometer adalah sebagai berikut :
  • Menggerakan silinder putar poros harus dapat berputar dengan baik dan tidak terjadi goyangan karena ausnya ulir utama.
  • Kedudukan nol. Apabila mulut ukur dirapatkan maka garis referensi harus menunjukkan nol.
  • Kerataan dan kesejajaran muka ukur (permukaan sensor).
  • Kebenaran dari hasil pengukuran. Hasil pengukuran dibandingkan dengan standar yang benar.
  • Bagian – bagian seperti gigigelincir dan pengunci poros ukur harus berfungsi dengan baik.
Adapun syarat-syarat kalibrasi adalah sebagai berikut :
  • Kalibrasi dilakukan dalam suhu 200C±10C dan kelembaban relatif 55 % ± 10 %
  • Untuk pemeriksaan digunakanoptical flat atau optical parallel dengan kerataan kurang dari 0,1 µm.
  • Untuk pemeriksaan kesejajaran digunakan optical parallel dengan kerataan kurang dari 0,1 µm dan kesejajaran kurang dari 0,2 µm, dan gauge block kelas 0 atau kelas 1 (ISO3650) atau yang setara.
  • Untuk pengukuran kesalahan penunjukan digunakan balok ukur kelas 0 atau kelas 1 (ISO3650) atau yang setara.
Adapun prosedur-prosedur dalam pengkalibrasian mikrometer sekrup adalah sebagai berikut :
  • Pengukuran kerataan muka  mikrometer luar dan mikrometer kepala
  1. Meletakkan sebuah optical flat pada permukaan ukur. Kemudian menghitung banyaknya interferensi merah yang timbul dari cahaya putih pada permukaan kontak muka ukur. Satu garis merah dapat diasumsikan sama dengan 0,3 µm.
  2.  Melakukan pemeriksaan kerataan pada kedua muka ukur.
  • Pengukuran kesejajaran muka ukur mikrometer luar.
  1. Menggunakan Optical Parallel
    1. Meletakkan sebuah Optical Parallel atau gabungan sebuah balok ukur yang diapit dua Optical Parallel pada muka ukur tetap sedemikian  sehingga pola interferensi menjadi satu warna saja atau timbul pola kurva tetutup.
    2.  Memutar ratchet hingga muka ukur spindle merapat pada permukaaan optical flat.
    3. Menghitung banyaknya garis interferensi merah yang timbul dari cahaya puih pada permukaan kontak muka ukur spindle.
    4. Melakukan pemeriksaan di atas sedikitnya pada empat nilai ukur masing-masing terpaut 104 putaran spindle.
    5. Menggunakan balok ukur
      1. Meletakkan sebuah balok ukur di tengah kedua muka ukur dan memutar ratchet dan melakukan pembacaan. Lalu melakukan hal yang sama dengan posisi balok ukur di empat tepi muka ukur.
      2.  Menghitung selisih pembacaan yang terbesar.

G.    Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup

Adapun langkah – langkah untuk menggunakan mikrometer sekrup adalah :
  1. Memutar bidal (pemutar) berlawananarah dengan arah jarum jam sehinggga ruang antara kedua rahang  cukup untuk ditempati benda yang akan diukur.
  2.  Meletakkan benda diantara kedua rahang, yaitu rahang tetap dan rahang geser.
  3.  Memutar bidal (pemutar besar) searah jarum  jam  sehingga benda yang akan diukur terjepit oleh rahang tetap dan rahang geser.
  4. Memutar pemutar kecil(roda bergerigi) searah jarum jam sehingga skala nonius pada pemutar besar sudah tidak bergeser lagi.
  5. Membaca hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius.

 H.    Cara Membaca Hasil Pengukuran pada Mikrometer Sekrup

Untuk membaca hasil pengukuran pada mikrometer sekrup dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
  1. Menentukan nilai skala utama yang terdekat dengan selubung silinder (bidal) dari rahang geser ( skala utama yang berada tepat di depan/berimpit dengan selubung silinder luar rahang geser).
  2. Menentukan nilai skala nonius yang berimpit dengan garis mendatar pada skala utama.
  3. Hasil pengukuran dinyatakan dalam persamaan :
Hasil = Skala  Utama + (Skala Nonius x skala terkecil mikrometer sekrup)
= Skala Utama + (Skala Nonius yang berimpit x 0,01 mm)
            
Contoh pembacaan hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup :
                    
Contoh 1



I.       Pelaporan Hasil Pengukuran


Pengukuran yang akurat merupakan bagian penting dari fisika, walaupun demikian tidak ada pengukuran yang benar-benar tepat. Ada ketidak pastian yang berhubungan pada setiap pengukuran. Maka dari itu, ketika menyatakan hasil pengukuran, penting juga untuk menyatakan ketepatan atau perkiraan ketidakpastian.  Dalam fisika  pengukuran dapat berupa pengukuran tunggal dan pengukuran berulang. Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan hanya satu kali saja. Sedangkan pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan secara berulang atau berkali-kali pada satu variable, dan memperoleh hasil yang berbeda-beda dalam setiap pengulangan pengukurannya.
Pengukuran berulang kita lakukan karena untuk sekali pengukuran, hasil ukurnya belum dapat ditentukan karena setiap pengulangan pengukuran memperoleh hasil yang berbeda. Pelaporan hasil pengukuran tunggal akan berbeda dengan pengukuran berulang. Berikut merupakan uraian mengenai pelaporan pengukuran tunggal dan berulang.
  • Pengukuran tunggal
Hasil pengukuran yang dilakukan dengan sekali percobaan dinyatakan dalam bentuk :
X = X1 + ∆X
                        Dimana :
                        X1 = Hasil pengukuran tunggal
∆X = Nilai ketidakpastian
∆X = ½ x skala terkecil
  1. Pengukuran Berulang
Hasil pengukuran panjang suatu benda dapat berbeda-beda jika dilakukan berulang-ulang. Laporan hasil pengukurannya berupa rata-rata nilai hasil pengukuran dengan ketidakpastian yang sama dengan simpangan bakunya. Sebagai contoh, hasil pengukuran panjang sebuah benda sebanyak n kali adalah X1, X2, X3, … Xn. Nilai rata-ratanya yaitu :

Dengan n adalah jumlah data yang diukur dan adalah nilai rata-rata hasil pengukuran. Simpangan bakunya dapat ditulis sebagai berikut :
Sx =
Oleh karena itu, hasil pengukuran dapat ditulis menjadi :
x =  ± Sx
Ketidakpastian berulang sering dinyatakan dalam persen atau disebut ketidakpastian relatif. Secara matematis dituliskan sebagai berikut :
Ketidakpastian relatif =  x 100%
Dalam melaporkan hasil pengukuran juga harus menggunakan aturan-aturan angka penting dan aturan pembulatan. Angka penting merupakan  bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri dari angka pasti dan angka taksiran. Adapun ketentuan-ketentuan angka penting adalah sebagai berikut :
  1. Angka yang bukan nol adalah angka penting. Misalnya 14569 = 5 angka penting.
  2. Angka nol disebelah kanan tanda desimal dan tidak diapit bukan angka nol. Misalnya 25,00= 2 angka penting, 2500 = 4 angka penting (mengapa? Sebab tidak ada tanda desimalnya.)
  3. Angka nol yang terletak disebelah kiri angka bukan nol atau setelah tanda desimal bukan angka penting. Misalnya 0,00556 = 3 angka penting, 0,035005= 5 angka penting (karena angka nol diapit oleh angka bukan nol), 0,00006500 = 4 angka penting.
  4.  Angka nol yang berada di antara angka bukan nol termasuk angka penting. Misal : 0,005006 = 4 angka penting
  5.  Dalam penjumlahan dan pengurangan angka penting, hasil dinyatakan memiliki 1 angka perkiraan dan 1 angka yang meragukan.
Contoh:
                                 I.            25,340 + 5,465 + 0,322 = 31,127 ditulis sebagai 31,127 (5 angka penting)
                              II.            58,0 + 0,0038 + 0,00001 = 58,00281 ditulis menjadi 58,0
                           III.            4,20 + 1,6523 + 0,015 = 5,8673 ditulis menjadi 5,87
                           IV.            415,5 + 3,64 + 0,238 = 419,378 ditulis menjadi 419,4
Pada  contoh (I) ditulis tetap karena kesemua unsur memiliki angka yang berada di belakang tanda desimal jumlahnya sama.
Pada contoh (II) ditulis menjadi 58,0 karena mengikuti angka penting terakhir adalah angka yang diragukan kepastiannya.
Pada contoh (III) ditulis menjadi 5,87 karena mengikuti aturan angka penting terakhir ialah angka yang diragukan kepastiannya. Hal yang sama juga ditulis sebagaimana contoh (IV). 
  1. Dalam perkalian dan pembagian, hasil operasi dinyatakan dalam jumlah angka penting yang paling sedikit sebagaimana banyaknya angka penting dari bilangan-bilangan yang dioperasikan. Hasilnya harus dibulatkan hingga jumlah angka penting sama dengan jumlah angka penting berdasarkan faktor yang paling kecil jumlah angka pentingnya.
    Contoh:
3,25 x 4,005= …
3,25= mengandung 3 angka penting
4,005= mengandung 4 angka penting
Ternyata ada perkecualian sebagaimana contoh berikut yaitu  ditulis dalam aturan angka penting sebanyak 3 angka penting seharusnya menurut angka penting dalam perkalian/pembagian harus ditulis sebagai 1,1 (dalam 2 angka penting) tetapi perbedaan 1 di belakang tanda desimal pada angka terakhir 9,3 yakni 9,3 + 0,1 menggambarkan kesalahan sekitar 1% terhadap hasil pembagian (kesalahan 1% diperoleh dari 0,1:9,3 kemudian dikali seratus persen). Perbedaan dari penulisan angka penting 1,1 dari 1,1 + 0,1 menghasilkan kesalahan 10% (didapat dari 0,1 dibagi 1,1 kemudian dikali 100 %). Berdasarkan analisis tersebut, maka ketepatan penulisan jawaban hasil bagi menjadi 1,1 jauh lebih rendah dibandingkan dengan menuliskan jawabannya menjadi 1,06. Jawaban yang benar dituliskan sebagai 1,06 karena perbedaan 1 pada angka terakhir bilangan faktor yang turut dalam unsur pembagian (9,3) memberi kesalahan relatif sebesar (kira-kira 1%) atau dapat ditulis sebagai 1,06 + 0,01.
Alasan yang serupa juga diberikan pada soalan 0,92 x 1,13 hasilnya ditulis sebagai 1,04 dibandingkan menjadi 1,0396 (yang sudah sangat jelas lebih dari faktor angka penting paling sedikit yang diproses dalam pembagian tampak jika ditulis 1,039 memiliki 4 angka penting, jika ditulis 1,0396 memiliki 5 angka penting).
Jika dikalikan, hasilnya diperoleh menjadi 13,01625 maka hasilnya ditulis menjadi 1,30 x 101
  • Batasan jumlah angka penting bergantung dengan tanda yang diberikan pada urutan angka dimaksud. Misal : 1256= 4 angka penting
  1. 1256 = 3 angka penting (garis bawah di bawah angka 5) atau
    dituliskan seperti 1256 = 3 angka penting (angka 5 dipertebal) 
Ada tiga aturan pembulatan :
  • Aturan I :
    Jika  angka  dibelakang  angka  terakhir  yang  ingin  dituliskan  kurang  dari  5,  maka hilangkan  angka  tersebut  dan  semua  angka  dibelakangnya.  Misalnya  kita  ingin membulatkan 5,3467 menjadi 1 angka dibelakang   koma, karena angka terakhir setelah angka 3 adalah 4, dan 4 kurang dari 5, maka kita hilangkan seluruh angka dibelakang 3 tersebut menjadi 5,3.
Contoh :
Bulatkanlah 4,3423 menjadi sampai dua digit di belakang koma
Jawab: :
Hasil pembulatannya 4,34 karena setelah digit kedua bernilai di bawah 5 (yakni 2)
  • Aturan II :
    Namun  jika angka dibelakang angka  terakhir yang  ingin dituliskan  lebih dari 5, maka tambahkan digit terakhir dengan 1. Misalnya kita  ingin membulatkan 5,3867 menjadi 1 angka dibelakang   koma, karena angka  terakhir  setelah  angka  3  adalah 8, dan 8  lebih dari  5,  maka  kita  hilangkan  seluruh  angka  dibelakang  3  tersebut  dan  tambahkan  3 dengan 1, sehingga 5,4.
  • Aturan III :
    Jika  angka  dibelakang  angka  terakhir  yang  ingin  dituliskan  sama  dengan  5,  maka jadikanlah  digit  terakhir  menjadi  bilangan  genap  terdekat.  Misal  jika  kita  bulatkan angka 5,3567  menjadi 1 digit di belakang koma maka karena di belakang 3 adalah 5, da 3 adalah bilangan ganjil maka genapkanlah menjadi 4  (bukan 2, karena 4  lebih dekat) menjadi  5,4. Atau  apabila  kita  bulatkan  angka  5,6567   menjadi  1  digit  di  belakang  koma maka karena di belakang 6 adalah 5, dan 6 adalah bilangan genapmaka genapkanlah menjadi 6 (bukan 8 atau 4, karena 6 lebih dekat) menjadi 5,6.
J.      Macam-Macam Mikrometer Sekrup
 
 Adapun macam – macam atau jenis- jenis dari mikrometer sekrup adalah sebagai berikut :
  • Mikrometer luar (Outside micrometer /aka micrometer caliper) digunakan untuk mengukur diameter kawat, tebal plat, dan tebal batang.
  • Mikrometer dalam (Inside micrometer) digunakan untuk mengukur diameter dari suatu lubang.
  •  Mikrometer kedalaman (Depth micrometer) digunakan untuk mengukur kedalaman dari suatu lubang.
  • Dual Point Micrometers
  1. Tube Digital Micrometers
  2. Dual Point Digital Micrometer
  3. Point Micrometers
  4. Outside Digital Micrometers (Type A)
  5. Digital Hub Micrometers
  6. Micrometers Heads
  7. Three-point Internal Micrometers
  8. Micrometers With Extensions Rod
  9. Digital Spline Micrometers
  10. Digital Micrometers Heads
  11. Digital Depth Micrometers
  12. Point Type Digital Micrometers
  13. Outside Digital Micrometers (Type B)
  14. Digital Bench Micrometers
  15. Digital Ware Micrometers
 K.    Aplikasi Mikrometer Sekrup

Adapun aplikasi mikrometer sekrup dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :
Dalam kehidupan sehari-hari, mikrometer sekrup sangat penting. Karena, alat inilah yang mempunyai tingkat ketelian paling tinggi dalam mengukur panjang. Kerap kali alat ini digunakan untuk mengukur tebal kertas, diameter kawat tipis, tebal plat tipis yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi. Alat ini biasanya difungsikan untuk mengukur diameter benda-benda berukuran milimeter atau beberapa centimeter saja.

L.     Perawatan Mikrometer Sekrup

Adapun  langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam perawatan mikrometer sekrup adalah sebagai berikut :
  • Setelah digunakan permukaanpengukurandanbagian-bagianlainnya dibersihkan dengan menggunakan bahan anti korosi.Bagian-bagian yang berulirharusdilumasisecukupnyadenganoli yang berkualitastinggi, misalnyaoli yang dipergunakanuntuk jam/arloji.
  • Jika tidak dipergunakan (sesudah pemakaina) mikrometer luar harus ditempatkan dalam sebuah peti kayu. Mikrometer yang lebih besar harus digantungkan dengan penunjang nya yang khusus (sadle shaped support).
  • Tempat penyimpanan harus bebas dari getaran, sinar matahari langsung dan fluktuasi temperatur.
  •  Batang ukur standar yang panjang harus ditempatkan dengan hati-hati supaya tidak terjadi lenturan.
 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
  1. Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda.
  2. Ketelitian mikrometer sekrup adalah 0,01 mm.
  3. Mikrometer sekrup memiliki dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius.
  4. Bagian bagian mikrometer sekrup antara lain yaitu : bingkai (frame), landasan(anvil), spindle(gelendong), pengunci (lock), sleeve, thimble, dan ratchet knob yang masing-masing bagian mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
    1. Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi berikut :
      1. Mikrometer Luar
  • Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang.
  1. Mikrometer Dalam
  • Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu benda.
  1. Mikrometer kedalaman 
  • Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah dan slot-slot.
  1. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur benda yang berukuran milimeter atau centimeter saja.
  2. Dalam kehidupan sehari-hari mikrometer sekrup digunakan mengukur tebal kertas, diameter kawat tipis, tebal plat tipis yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.
  3. Pelaporan hasil pengukuran dilaporkan dengan menggunakan aturan angka penting.



Rabu, 16 Oktober 2013

DEFINISI REM

REM

Rem merupakan bagian kendaraan yang sangat penting dalam mendukung aspek keamanan berkendaraan, maka rem harus :

  • Dapat menghentikan kendaraan secepat mungkin 
  • Dapat melaksanakan pengereman sesuai kehendak sopir   
Fungsi Rem :
  • Untuk mengurangi kecepatan sampai menghentikan jalannya kendaraan  
  • Rem kaki harus berfungsi untuk semua roda
  • Untuk memacetkan putaran roda ( misal pada saat parkir)
  • Berfungsi juga sebagai rem cadangan ( misal dalam perjalanan rem kaki tidak berfungsi )
Rem merupakan salah satu bagian dari kendaraan yang mempunyai peran yang sangat penting untuk kenyamanan dan keselamatan pengendara sepeda motor. Rem berfungsi mengurangi kecepatan atau menghentikan kendaraan melalui gesekan antara sepatu rem dengan tromol dengan mekanisme tertentu. Rem tromol itu sendiri dibagi menjadi lima jenis yaitu: simplek, duplek, duo duplek, servo, dan duo servo yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing- masing.

TEKNOLOGI rem memiliki umur yang hampir sama tuanya dengan penemuan kendaraan itu sendiri. Apa itu rem? Bisa dipastikan semua pemakai kendaraan bermotor mengenal benar fungsi alat ini. Rem merupakan alat untuk menghentikan laju kendaraan. Seiring dengan kian canggihnya teknologi otomotif, rem pun dilengkapi dengan teknologi elektronik agar kinerjanya lebih baik. Salah satu fitur yang telah menjadi standar adalah ABS atau Antilock Braking System. Sayangnya, ABS sering disalah artikan sebagai performa pengereman yang lebih pakem. Padahal, ABS hanya sebuah peranti yang memudahkan pengemudi melakukan pengereman tanpa ada risiko menguncinya roda.

Peranti ABS diperlukan karena roda yang terkunci akan membuat daya manuver mobil berkurang atau setengah mengerem. Bila roda depan yang terkunci, laju kendaraan akan terganggu dan terasa berat. Itu tentu akan berpengaruh kepada stabilitas pengendalian kendaraan. Pada kecepatan tinggi, jika roda belakang terkunci, kendaraan akan hilang keseimbangannya malahan bisa berputar.

Sistem ABS merupakan perangkat yang terintegrasi dan terpasang di antara master silinder dan roda rem. Perangkat ini berfungsi pasif dalam pengereman normal.
Dalam kaitan itu, ABS bekerja lewat sebuah sensor yang mendeteksi gejala roda mengunci. Ketika kondisi ini berpotensi terjadi, prosesor elektronik akan memerintahkan pasokan minyak rem dikurangi. Ini membuat jepitan kampas rem menjadi berkurang meski pedal rem terus diinjak.

Banyak pengemudi yang kaget akan getaran di pedal rem sehingga melepas injakkannya. Ini adalah tindakan yang salah karena melepas injakan pedal akan membuat kinerja ABS tidak maksimal. Getaran mengindikasikan sistem rem ABS sedang bekerja.

Dua jenis rem

Secara umum cara kerja rem adalah memanfaatkan gaya gesekan mekanik untuk memperlambat laju kendaraan dan akhirnya berhenti. Bila seorang pengemudi kendaraan roda empat menginjak pedal rem, pada saat yang bersamaan ada komponen dalam sistem rem yang bergesekan. Gesekan ini akan menahan dan selanjutnya menghentikan gerak rotasi atau putaran roda.

Rem merupakan piranti keselamatan kendaraan yang sangat penting keberadaannya. Kinerja sistem pengereman menjadi sangat penting dalam membantu mengendalikan laju kendaraan khususnya untuk menghentikan laju pada saat diperlukan.

Berbagai teknologi canggih telah ditemukan untuk sistem pengereman mobil. Tetapi pada dasarnya adalah tetap menggunakan sistem pompa hidrolik untuk menjalankan sistem rem mobil. Secara umum ada dua tipe / jenis rem saat ini yang masih dijadikan patokan standar pembuatan rem kendaraan yaitu rem cakram dan rem tromol. 

Macam – Macam Rem:
  1. Rem Tromol

   Nama komponen rem tromol:
  • Break shoe
  • Push
  • Kanvas rem
  • Cable
  •  Ajuster screw
  • Break drum
  • Pedal rem

Pada sepeda motor supra x tahun 2003, rem depan menggunakan rem cakram jenis kaliper luncur sedangkan untuk rem belakang menggunakan rem tromol jenis simplek. Untuk memperbaiki kinerja rem belakang motor supra x tersebut, penulis mencoba meredesain rem tromol jenis simplek tersebut menjadi rem tromol jenis duo duplek.

Rem teromol digunakan pada kendaraan tipe terdahulu, tetapi biasanya juga digunakan untuk rem bagian belakang kendaraan. Rem tromol terdiri dari komponen rumah rem / drum dan kampas rem, cara kerja rem tromol adalah rem bekerja atas dasar gesekan antara sepatu rem dengan drum yang ikut berputar dengan putaran roda kendaraan. Agar gesekan dapat memperlambat kendaraan dengan baik, sepatu rem dibuat dari bahan yang mempunyai koefisien gesek yang tinggi.

Kelebihan rem tromol
Rem tromol digunakan untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam pengereman contoh : kendaraan operasional seperti bis, truk, minibus, dsb. Rem. Jadi rem tromol dapat digunakan pada beban angkut yang berat (heavy duty) dengan bekerja secara maksimal.

Kekurangan rem tromol
Rem tromol yang masih menerapkan sistem tertutup dalam prosesnya. Dengan sistem ini membuat partikel kotoran pada ruang tromol tersebut. Jadi untuk perawatan membersihkannya harus membuka roda agar rumah rem dapat dibersihkan dari debu / kotoran. 

Pada saat banjir air akan mengumpul pada ruang tromol sehingga air akan menyulitkan sistem rem untuk bekerja, jadi setelah rem tromol menerjang banjir, maka harus mengeringkannya dengan menginjak setengah rem saat melaju sehingga bagian dalam rem tromol kering karena panas akibat gesekan, setelah itu rem dapat digunakan kembali.
Pantas rem cakram lebih disukai oleh pabrikan mobil dan pemilik mobil sehari-hari. Perawatan lebih mudah, penggunaan lebih praktis dan fungsi pengereman juga lebih baik dibanding rem tromol (lebih pakem). 
  1.  Rem Cakram 
Nama komponen rem cakram:

  • Nipel pembuang udara
  • Kaliper
  • Pegas penekan
  • Torak kaliper
  • Piringan cakram
  • Sil torak kaliper
  • Balok rem 
Mobil modern kebanyakan telah menerapkan piranti yang satu ini. Biasanya piranti ini dapat ditemukan pada roda kendaraan baru sehingga dalam setiap penggunaannya menjadi maksimal dan terarah.

Rem cakram menjadi salah satu sistem pengereman modern terbaik pada mobil dan sangat ideal untuk diterapkan pada tiap mobil, terutama yang telah memakai mesin berkapasitas CC besar. Sistem kerja rem cakram adalah dengan menjepit cakram yang biasanya dipasangkan pada roda kendaraan, melalui caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu rem (brake pads) ke cakram.

Berbagai kelebihan Rem Cakram
Rem cakram dapat digunakan dari berbagai suhu, sehingga hampir semua kendaraan menerapkan sistem rem cakram sebagai andalannya. Selain itu rem cakram tahan terhadap genangan air sehingga pada kendaraan yang telah menggunakan rem cakram dapat menerjang banjir.

Kemudian rem cakram memiliki sistem rem yang berpendingin di luar (terbuka) sehingga pendinginan dapat dilakukan pada saat mobil melaju, ada beberapa cakram yang juga dilengkapi oleh ventilasi (ventilated disk) atau cakram yang memiliki lubang sehingga pendinginan rem lebih maksimal digunakan.

Kegunaan rem cakram banyak dipergunakan pada roda depan kendaraan karena gaya dorong untuk berhenti pada bagian depan kendaraan lebih besar dibandingkan di belakang sehingga membutuhkan pengereman yang lebih pada bagian depan. Namun saat ini telah banyak mobil yang telah menggunakan rem cakram pada keempat rodanya, terutama jenis mobil sedan.

KekuranganRem.Cakram
Rem cakram yang sifatnya terbuka memudahkan debu dan lumpur menempel, lama kelamaan lumpur / kotoran tersebut dapat menghambat kinerja pengereman sampai merusak komponen pada bagian caliper seperti piston bila dibiarkan lama. Oleh sebab itu perlu dilakukan pembersihan sesering mungkin. Tapi gak sulit kok, lagipula bila anda biasa beredar di wilayah perkotaan, kendala seperti ini tidak perlu dikhawatirkan.

  1. Rem Tangan 
Ada dua cara untuk melaksanakan pengereman :

Pengereman Pada Roda


  • Tongkat
  • Batang tarik
  • Penyetel
  • Pengimbang
  • Kabel
Tongkat rem tangan ditarik dan gaya tarik diteruskan ke tuas penghubung  penyeimbang  kawat rem  sepatu rem  Roda blokir macet ( terjadi pengereman )
Pengereman Pada Poros Propeller

Transmisi

Poros propeller
Unit rem tangan dipasang antara transmisi dan poros propeller.

 Dipasang di antara transmisi dengan poros propeller.

1. Tongkat rem tangan

2. Kanvas rem

3. Anchor

4. Tromol

5. Mur Penyetel
 

Tongkat rem tangan ditarik dan gaya tarik diteruskan ke  tuas rem  kanvas rem  tromol terjepit  propller blokir  Putaran roda tertahan propeller  terjadi pengereman.


karena Rem merupakan bagian yang sangat penting dalam system kendaraan, maka harus diperhatikan syarat dan fungsi pengereman,sehingga kendaraan akan aman untuk digunakan. Ada beberapa macam jenis rem yang perlu kita pahami dalam otomotif antara lain jenis tromol dan jenis cakram, dimana keduanya mempunyai tipikal yang berbeda . Ada dua cara melaksanakan pengereman pada rem tangan / rem parkir, yaitu pengereman pada roda dan pengereman pada propeller


Kerusakan Rem


KERUSAKAN PADA SISTEM REM
MENCARI TAU GEJALA KERUSAKAN REM

Pada saat anda mengendarai kendaraan dari waktu ke waktu, anda pasti pernah merasakan perbedaan yang anda alami, kadang pedal rem terasa aneh, kadang terdengar suara berdecit, atau mungkin kejadian lain yang membuat kaget anda…wahh..kenapa nich.. Nah sekarang kita akan bahas apa yang bisa anda deteksi dari gejala rem tadi.
Pertama-tama kita harus mengetahui dulu bagaimana cara kerja rem, rem bekerja dengan merubah gaya gesek untuk menghentikan laju kendaraan. Pada saat anda menekan pedal rem, minyak rem akan mengalir ke pipa rem dan menekan piston dan diteruskan ke kampas rem, kemudian bergesekan dengan teromol atau cakram dan menghentikan laju putarannya. Semakin kencang tekanan yang diberikan pada pedal rem semakin kuat juga tekanan yang diberikan ke teromol atau cakram dan semakin cepat juga kendaraan berhenti. Nah sekarang anda sudah mengetahui bagaimana rem bekerja.

Setelah anda mengetahui cara kerja rem sekarang kita bahas masalah pertama, apa yang terjadi bila system rem mengalami kebocoran. Bila sistem rem mengalami kebocoran maka udara akan masuk kedalam sistem rem, dan pedal rem akan terasa “membal”. Seperti yang dikatakan ama “Bernouli” bahwa cairan dapat meneruskan tekanan tanpa kehilangan force (daya) sedikitpun. Nah jika sistem rem anda mengalami kebocoran maka tekanan pedal rem tidak aka sesuai dengan yang anda berikan karena ada udara didalamnya. Begitu juga bila kampas rem anda mulai tipis maka respon untuk berhenti akan semakin lama, karena jarak (gap) antara kampas dengan teromol atau cakram.

Sekarang kita akan bahas suara-suara yang terdengar pada saat anda mengendarai kendaraan :

  1. Suara gesekan yang sangat keras (grinding/scratching)

Ini berarti anda dalam masalah besar.. biasanya suara ini terjadi karena kampas rem sudah habis, dan suara yang terdengar adalah suara gesekan antara besi kampas rem dengan teromol atau dengan cakram.

Kerusakan akibat gesekan ini sudah tidak dapat diperbaiki dan anda perlu merogoh kocek yang dalam untuk menebus seperangkat kampas rem dan teromol atau dengan cakram.

Untuk menghindarinya, lakukan pengecekan rem secara berkala, ganti kampas rem bila ketebalannya minimal 1mm untuk kampas rem belakang teromol, dan 3mm untuk kampas rem depan cakram.
  1. Rem terasa menarik ke kiri atau ke kanan (brake pulls)
Ini berarti ada kebocoran pada salah satu kaliper rem, untuk mengetahui bagian mana begini caranya, bila rem terasa menarik ke arah kanan berarti kebocoran terjadi pada lawannya yaitu di sebelah kiri, karena kaliper sebelah kiri tidak mampu memberikan tekanan yang sama dengan yang kanan (ini dapat diartikan terjadi kebocoran di sebelah kiri) begitu juga sebaliknya.

Anda sudah mengetahui gejala yang sering dialami pada sistem rem, pastikan anda konsultasi dengan mekanik professional sebelum anda mencoba melakukannya sendiri, karena kesalahan pada sistem rem dapat berakibat kecelakaan yang sangat fatal bahkan kematian.


Beranda Fungsi dan Pengertian Rem Pada Kendaraan

Sobat otomotif semua tentunya sudah pada kenal dengan yang namanya rem yang terdapat baik pada kendaraan roda dua ataupun empat.

Secara umum rem bisa diartikan adalah sebuah peranti/alat yang digunakan untuk memperlambat atau bahkan menghentikan laju gerkan roda. Karena roda di perlambat maka, secara otomatis gerkan kendaraan menjadi lambat. Energi kinetik yang hilang dari benda yang bergerak ini biasanya diubah menjadi panas karena gesekan. Pada rem generatif, sebagian energi ini pula dapat dipulihkan dan disimpan dalam roda gila ( Flywheel ), kapasitor, atau diubah menjadi arus bolak-balik oleh suatu alternator yang selanjutnya dilakukan melalui suatu penyearah ( rectifier ) dan disimpan dalam baterai untuk pengguna lain.
Energi kinetik meningkat sebanyak pangkat 2 kecepatan ( E=1/2 m.v2 ). Ini artinya bahwa jika kecepatan suatu kendaraan meningkat 2 kali, ia memiliki 4 kali lebih banyak energi. Rem harus membuang 4 kali lebih banyak energi untuk menghentikannya dan konsekuensinya jarak yang dibutuhkan untuk pengereman juga empat kali lebih jauh.
Sistem rem dalam teknik otomotif ialah suatu sistem yang memiliki fungsi untuk :

  • Mengurangi kecepatan kendaraan.
  • Menghentikan kendaraan yang sedang berjalan dan,
  • Menjaga kendaraan agar tetap berhenti.
Sedangkan komponen utama dalam sistem rem terdiri dari :
  1. Pedal rem atau tuas rem
  2. Penguat atau Booster
  3. Silinder master ( Master cylinder ) dan,
  4. Saluran pengereman atau Kabel ( lines )
SISTEM PENGEREMAN
 Rem drum : adalah rem bekerja atas dasar gesekan antara sepatu rem dengan drum yang ikut berputar dengan putaran roda kendaraan. Agar gesekan dapat memperlambat kendaraan dengan baik maka, sepatu rem di buat dari bahan yang mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Rem drum memiliki kelemahan jika terendam air, tidak dapat berfungsi dengan baik karena koefisien gesek berkurang secara significant. Oleh karena itu parts ini mulai ditinggalkan dalam dunia otomotif dan kemudian menggantinya dengan rem cakram.
Rem cakram : adalah perangkat pengereman yang digunakan pada kendaraan modern. Cara kerja rem ini ialah dengan cara menjepit cakram yang biasanya dipasangkan pada roda kendaraan, untuk menjepit cakram digunakan caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu rem ( brake pads ) ke cakram. Rem ini juga digunakan pada kereta api, sepeda motor dan juga sepeda. Sementara pada mobil balap, bahan yangdigunakan biasanya dikeramik agar lebih tahan panas yang ditimbulkan selama proses pengereman.

CARA NGECEK SENSOR (CKP)

Sensor CKP dapat ditest dengan menggunakan multimeter/test tahanan (resistensi), berikut sekilas materi yang akan saya jelaskan pada anda :
  1. Gejala kerusakan sensor CKP
  2. Alat yang digunakan untuk pengetesan sensor CKP
  3. Cara kerja sensor CKP
  4. Test CKP 1
  5. Test CKP 2
  6. Test CKP 3



1. Gejala kerusakan sensor CKP
    Bila sensor CKP rusak, maka gejala yang paling jelas adalah mobil tidak dapat dicrank/distart. Mobil
    dapat di crank tapi tidak bisa hidup.
    Berikut gejala yang lebih spesifik, jika kondisi sensor CKP buruk atau rusak :

  •     Relay Auto Shutdown tidak aktif dengan demikian tidak dapat memberikan daya untuk mengaktifkan :
          a)  Injector bahan bakar
          b)  Coil pengapian
          c)  Relay pompa bahan bakar demikian dengan pompa bahan bakar

  • Tidak ada percikan bunga api dari semua busi
  • Pompa bahan bakar tidak aktif selama cranking
  • PCM/ECU tidak dapat mengaktifkan injector 
Dua gejala penting yang harus dicari ketika busi tidak memercikkan bunga api dan tidak ada sinyal
    dikonektor injector (ditest dengan menggunakan lampu LED). Jika satu busi memercikkan bunga api, atau
     salah satu injector mengeluarkan sinyal, itu berarti sensor CKP tidak rusak.


2. Alat yang digunakan untuk mengetes sensor CKP
  • Multimeter digital atau analog
  • Dongkrak
  • Jack stand
  • Rachet 1/2 dan kunci sock yang sesuai kepala baut pulley crankshaft, guna untuk memutar pulley

3. Cara kerja sensor CKP



    Sensor CKP pada mobil anda terdapat 3 kabel hall-effect. Karena sensor crankshaft adalah sensor jenis 

    hall- effect, menghasilkan sinyal tegangan on/off, dan dapat diukur dengan menggunakan :

  • Multimeter
  • Osiloscop
  • Lampu LED
Ketika anda memutar kunci kontak ke posisi "start", masing-masing dari 3 kabel yang terhubung ke sensor CKP memiliki peran kerja spesifik, yaitu :
a) Pin konektor nomor 1 bertugas menerima
    supply tegangan sebesar 5 - 8 Volt dari PCM/
    ECU
b) Pin konektor nomor 2 bertugas menerima
     ground (arus listrik negatif), ground juga dikirim
     ke PCM/ECU
c) Pin konektor nomor 3 bertugas memberikan
    sinyal posisi crankshaft kemudian dikirim ke
    PCM/ECU untuk dikalkulasi
d) PCM/ECU menggunakan sensor CKP untuk
    mengaktifkan rellay Auto Shut Down (ASD)
    atau sering disebut dengan rellay EFI
e) Rellay EFI akan mengaktifkan : rellay pompa
    bahan bakar demikianm dengan fuel pump,
    injector, coil pengapian demikian pengapian
    untuk setiap silinder mesin
f) Oleh karena itu, sensor CKP (sinyal) sangat penting untuk menghidupkan mesin Harus diketahui, jika sensor CKP rusak, maka mobil anda hanya dapat dicrank, tetapi mesin mobil anda
    tidak dapat berputar (hidup) karena kurangnya pengapian dan suplai bahan bakar.

4. Test CKP 1 (Memeriksa sinyal)
    Sensor CKP tertelak dibagian belakang mesin (disamping menghadap ke depan). Sensor CKP terpasang
    aman diblok mesin.

Jika anda ingin melihat letak posisi sensor CKP sebaiknya anda mendongkrak mobil untuk lebih nyaman melepas atau mengetes sensor CKP, dan hati-hati, utamakan keselamatan anda dalam melakukan setiap hal dalam pengetesan. Gunakan jack stand untuk menahan mobil, gunakan kaca mata keselamatan untuk melindungi mata anda dari puing-puing atau kotoran yang jatuh.
Hal pertama yang anda lakukan dalam pengetesan sensor CKP adalah menverifikasi sinyal sensor CKP baik atau tidak, dengan menggunakan multimeter.

Langkah-langkah pengetesan sensor CKP 1 sebagai berikut :

  1. Pastikan roda direm parkir dan ganjal roda belakang dengan balok, dongkrak mobil dan posisikan jack stand pada titik tumpuan jack stand
  2. Lepaskan konektor pada coil pengapian. Hal ini penting! Jangan melanjutakan pengetesan jika belum melepas konektor pada coil pengapian
  3. Cari letak sensor CKP pada mesin, keluarkan kabel yang ditutupi dengan plastik selongsong warna hitam atau solasi kabel hitam
  4. Jika kesulitan mengeluarkan kabel dari selongsong, saya sarankan melepas konektor sensor CKP terlebih dahulu. Apabila sudah kabel sudah terlepas dari plastik pelindung, pasang kembali konektor ke posisi semula. Sensor CKP harus terhubung dengan arus listrik untuk mengetes sensor bekerja atau tidak
  5. Posisikan multimeter ke mode tegangan DC, sobek atau tusuk kabel no 1 dengan peniti, dan tempelkan Lead multimeter yang berwarna merah ke kabel no 1 (yang mengirim sinyal ke CKP ke PCM)
  6. Pasangkan LEAD meltimeter hitam ke body mesin (Ground)
  7. Setelah itu putar pulley crankshaft searah jarum jam, amati layar multimeter. jangan sekali-kali mengenkol mesin dengan motor starter atau memutar kunci kontak ke posisi "START", karena hal ini meyebabkan hasil pengetesan tidak akurat
  8. Jika sensor CKP bekerja dengan benar, multimeter akan menunjukkan tegangan On sebesar 5 Volt, dan saat posisi off akan menghasilkan tegangan sebesar 0.5 Volt. Kunci utama untuk melihat perubahan tegangan adalah memutar pulley crankshaft secara perlahan dan stabil

5. Test CKP 2 (Mememriksa tegangan)
    Dalam langkah ini, anda akan memverivikasi tegangan pada sensor CKP.
    PENTING : Anda harus sangat hati-hati dengan kabel ini, jangan sampai konslet atau menempel dengan
    ground. Karena jika terjadi konslet beresiko akan merusak PCM/ECU, dan jangan menggunakan test
    lampu, gunakanlah multimeter yang baik
    Langkah-langkah pengetesan sensor CKP 2 sebagai berikut :

  1. Posisikan multimeter pada mode DC, hubungkan kabel no 3 dengan LEAD berwarna merah pada multimeter. Jangan memeriksa tegangan kabel pada konektor sensor, tusuk kabel dengan alat yang tepat
  2. Tempelkan LEAD hitam pada multimeter ke body mesin (ground)
  3. Putar kunci kontak ke posisi ON
  4. Jika semua rangkaian bagus, multimeter akan menunjukkan 5 - 8 Volt



6. Test CKP 3 (Memeriksa Ground)

    Langkah-langkah pengetesan sensor CKP 3 sebagai berikut :

  1. Multimeter dalam posisi DC, hubungkan LEAD hitam pada multimeter ke kabel no 2
  2. Tempelkan LEAD merah pada multimeter ke terminal baterai positif
  3. Putar kunci kontak ke posisi ON
  4. Jika sirkuit (rangkaian) bagus, maka multimeter akan menunjukkan tegangan baterai sebasar 12 volt ke atas.

Penyebab temperatur mesin Menjadi Panas

Perhatian untuk semua pecinta otomotif, saya sekedar mengingatkan saja, jangan sampai menyepelehkan indikator suhu mesin. Jika temperatur/suhu mesin cepat panas atau temperatur mesin tinggi segeralah periksakan ke bengkel, jika kita sampai lalai resiko anda tanggung sendiri ya. hehehehe
temperatur mesin tinggi tandanya jarum indikator temperatur pada dashboard naik sampai ke posisi setengah lebih atau lebih dari itu, ada juga driver yang menjalankan mesin sampai jarum indikator mentok ke posisi H, itu sangat berbahaya.

Banyak sebab yang mengakibatkan temperatur mesin tinggi, berikut saya jelaskan analisanya :

1. Tutup Radiator
tutup radiator dapat menyebabkan temperatur mesin naik jika katup tutup radiator rusak.Fungsi tutup radiator sendiri adalah menjaga sirkulasi air antara radiator dan tabung reservoir agar tetap lancar, sebab ketika mesin panas maka air akan menguap dan volume air yang di dalam radiator akan membludak, dengan adanya katup pada tutup radiator memberikan jalan untuk air bersuhu tinggi itu keluar dari radiator dan masuk ke tabung reservoir. Dan pada saat mesin sudah mulai agak dingin air pada tabung reservoir tersebut akan tersedot kembali ke radiator. Itu sebabnya jika tutup radiator sampai rusak maka akan mengganggu sistem pendinginan mesin. cara mengecek kerusakannya dengan "Radiator Cap Tester", pasangkan tutup radiator ke alat radiator cap tester, jika tekanan tutup radiator 0,9 bar atau lebih, tutup radiator dalam kondisi normal.

2. Thermostat
Sama halnya dengan tutup radiator, thermostat berfungsi sebagai pintu air pendingin tapi letaknya saja yang berbeda. Thermostat dalah katup pembuka dan penutup jalan menutuk selang by pass, selain itu thermostat juga berfungsi untuk mempercepat suhu kerja normal mesin. Jika katup thermostat ini rusak maka pendinginan mesin kurang maksimal. cara mengujinya rebus termostat dan sediakan thermometer, tunggu sampai suhu 75 derajat - 90 derajat celcius. Jika pada suhu tersebut thermostat tak kunjung membukakan katupnya segera ganti termostat

3. Kebocoran Air Pendingin
Temperatur naik bisa juga disebabkan dari kebocoran air pendingin diselang radiator atau biasanya juga diselang by pass kadang juga di radiator. Jika anda mengetahui ada kebocoran air pendingin segeralah perbaiki, sebab jika air pendingin bocor terus maka volume air untuk mendinginkan mesin juga kurang.

4. Kipas Radiator
Untuk mobil lama yang kipas radiatornya masih menyatu dengan waterpump, hal ini jarang terjadi. Khusus buat mobil yang sudah memakai kipas radiator electrik, coba check kipas radiator nyala atau tidak dan perhatikan putaran kipas, jika tidak normal segeralah bawa mobil anda kebengkel untuk dicheck lebih lanjut. Mungkin ada kerusakan pada switch otomatis kipas atau pada motor kipasnya terbakar

5. Radiator Tersumbat
Pada mobil produk lama kemungkinan komponen mesin kropos atau air pendingnin yang sudah terlalu kotor dapat menyebabkan radiator tersumbat, yang mengakibatkan sirkulasi air pendingi jadi terganggu. Jika ini terjadi untuk mobil yang menggunakan radiator besi, cobalah bawa radiator anda ke tukang korok radiator. Disana radiator anda akan dibersihkan dan radiator akan kembali normal seperti semula, dan bagi anda yang menggunakan radiator plastik seperti kijang atau hyundai atoz, gantilah radiator anda, sebab radiator plastik jika tersumbat atau pecah tidak bisa diperbaiki

6. Perpak silinder Cop Rusak/Silinder Cop Melengkung
Jika hal diatas sudah dicoba dan masih normal, tinggal pilihan terakhir. Jika anda memaksakan mobil anda berjalan saat temperatur mesin tinggi, maka perpak silinder cop akan rusak dan paling parahnya gara-gara overheat, silinder cop akan memuai atau melengkung ada juga yang sampai retak atau pecah gara-gara overheat. Jika hal ini terjadi maka bongkar silinder cop dan slyp permukaan silinder cop ke bengkel mesin (BUBUT). ganti perpak silinder cop dan isi air radiator dengan air mineral, dijamin mobil anda kembali normal seperti sediakala.

MAKALAH JANGKA SORONG

I. PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Untuk mengukur panjang suatu benda, kita dapat menggunakan berbagai macam alat ukur panjang, diantaranya mistar, rolmeter, jangka sorong, dan mikrometer skrup. Masing-masing alat ukur panjang tersebut memiliki ketelitian yang berbeda. Semakin teliti suatu alat maka pengukuran tersebut akan mendekati ukuran yang sebenarnya.
Dalam mengukur panjang suatu benda, selain memperhatikan ketelitian alat ukurnya, juga memperhatikan jenis dan macam benda yang akan diukur. Jika benda yang akan diukur memiliki  bentuk yang sangat besar, maka pengukuran tidak mementingkan ketelitian yang besar. Contohnya untuk mengukur meja, mengukur suatu ruangan, mengukur suatu bahan tekstil, maka alat ukur yang digunakan adalah penggaris ataupun rol meter. Namun jika benda yang diukur menuntut ketelitian yang tinggi, terutama dalam suatu percobaan fisika maka alat ukur yang digunakanpun merupakan alat ukur dengan ketelitian yang tinggi yang memiliki skala terkecil yang sangat kecil. Contoh untuk mengukur diametr bola, diameter balok, , mengukur diameter luar tabung, diameter dalam tabung, mengukur kedalaman, bisa menggunakan mikrometer sekrup dan untuk dua kemampuan terakhir bisa secara spesifik dilakukan oleh alat ukur jangka sorong.

Jangka sorong memiliki skala terkecil, yaitu 0,1 mm yang artinya nilai antara dua gores yang berdekatan adalah 0,1 mm. Sehingga dapat dikatakan bahwa jangka sorong dapat mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Pelaporan hasil pengukuran tersebut dinyatakan sebagai x = xx, dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai kebenaran x0 sedangkan x adalah ketidakpastian mutlaknya. Dalam pengukuran tunggal, pengganti x0 adalah nilai hasil pengukuran itu sendiri, sedangkan ketidakpastian mutlaknya, x =  skala terkecil instrumen. Selain memiliki skala terkecil 0,1 mm, jangka sorong memiliki bentuk yang unik yang terdiri dari rahang untuk mengukur diameter luar suatu benda (rahang tetap dan rahang geser bawah), rahang untuk mengukur diameter dalam suatu benda (rahang tetap dan rahang geser atas). lidah pengukur kedalaman, skala utama(dalam cm), skala utama(dalam inci), skala nonius (dalam mm), skala nonius (dalam inci), dan kunci peluncur.

Makalah ini akan membahas mengenai alat ukur panjang yaitu jangka sorong secara detail meliputi jenis jangka sorong, fungsi jangkasorong,  prinsip kerja jangka sorong, pembacaan kalibrasi, prosedur penggunaannya, dan cara pembacaan hasil pengukuran.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang digunakan pada makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah sebagai berikut :
1. Apa itu jangka sorong ?
2. Bagaimana bentuk jangka sorong dan bagian-bagiannya?
3. Apa saja jenis jangka sorong?
4. Bagaimana prinsip kerja jangka sorong?
5. Bagaimana kalibrasi jangka sorong?
6. Bagaimana prosedur pengukuran jangka sorong?
7. Bagaimana cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui bentuk jangka sorong beserta bagian-bagiannya.
2. Mengetahui jenis-jenis jangka sorong jangka sorong.
3. Mengetahui prinsip kerja jangka sorong.
4. Mengetahui cara mengalibrasi jangka sorong dan cara pembacaan kalibrasi
    jangka sorong.
5. Mengetahui prosedur pengukuran jangka sorong.
6. Mengetahui cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong.
D. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai alat ukur panjang jangka sorong, baik dari bentuk dan fungsi bagian-bagiannya, macam-macam jenis jangka sorong, prinsip kerja, kalibrasi, prosedur pengukurannya, hingga pembacaan hasil pengukurannya.

II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Jangka Sorong
Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Jangka sorong digunakan pula untuk mengukur panjang benda maksimum 20 cm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat digunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.
B. Bentuk dan Bagian-Bagian Jangka Sorong
Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser. Bentuk jangka sorong serta bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar berikut ini


Keterangan :

  1. Rahang untuk mengukur diameter luar suatu benda
  2. Rahang untuk mengukur diameter dalam suatu benda
  3. Lidah pengukur kedalaman
  4. Skala utama(dalam cm)
  5. Skala utama(dalam inci)
  6. Skala nonius (dalam mm)
  7. Skala nonius (dalam inci)
  8. Kunci peluncur.


C. Macam-Macam Jangka Sorong
Adapun jenis-jenis jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur panjang adalah seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

  1. Jangka sorong manual dengan ketelitian 0,1mm = 0,01 cm
  2. Jangka sorong analog dengan ketelitian 0,05 mm = 0,005 cm
  3. Jangka sorong digital dengan ketelitian 0.01 mm = 0,001 cm

D. Prinsip Kerja Jangka Sorong
Jangka sorong terdiri dari dua skala yaitu skala utama dengan skala terkecil dalam milimeter (1mm = 0,1 cm) dan skala nonius. Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, jadi jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, jadi jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.

Gambar skala utama (atas) dan skala nonius (bawah)

Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi x = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm. Dengan ketelitian jangka sorong adalah :  ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung.
Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci yang terdapat pada jangka sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat digerakkan sesuai keperluan. Dalam kegiatan pengukuran objek yang hendak diukur panjangnya atau diameternya maka objek akan dijepit diantara 2 penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong. Panjang objek dapat ditentukan secara langsung dengan membaca skala utama sampai sepersepuluh cm (0,1cm) kemudian menambahkan dengan hasil pembacaan pada skala nonius sampai seperseribu cm (0,001cm).

E. Kalibrasi Jangka Sorong
Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu angka nol pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus, maka jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan. Seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.


Hal-hal yang menyebabkan kegagalan kalibrasi dan pengukuran menggunakan jangka sorong adalah:
1. Kesalahan umum (orang yang melakukan penggukuran),
2. Kesalahan sistematis (kerusakan alat, lingkungan),
3. Kesalahan acak (tidak diketahui pengyebabnya).
Faktor terjadinya kerusakan alat adalah ketidakstabilan suhu ruang penyimpanan, sehingga memungkinkan jangka sorong untuk memuai atau menyusut, terbentur dan/atau tergores.

F. Prosedur Pengukuran Jangka Sorong
1) Mengukur diameter luar suatu benda
a. Membuka rahang jangka sorong dengan cara mengendorkan sekrup pengunci, menggeser rahang geser jangka sorong ke kanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap).
b. Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
c. Menggeser rahang geser ke kiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang sekaligus mengunci sekrup pengunci.


d. Membaca dan mencatat hasil pengukuran.
2) Mengukur diameter dalam suatu benda
a. Memutar pengunci ke kiri / mengendorkan sekrup pengunci.
b. Menggeser rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.
c. Meletakkan benda/cincin/tabung yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang (atas) jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut.
d. Menggeser rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin/tabung yang diukur dan mengunci sekrup pengunci
e.Membaca dan mencatat hasil pengukuran
3) Mengukur kedalaman suatu benda/tabung
a.Meletakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak
b.Memutar jangka (posisi tegak) kemudian meletakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
c.Menggeser rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung.
d. Mengunci sekrup pengunci
e.Membaca dan mencatat hasil pengukuran
G. Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong
Mula-mula perhatikan skala utama yang berhimpit dengan angka nol pada skala nonius. Dari gambar ditunjukkan bahwa skala utama berhimpit diantara angka 4,7 cm dengan 4,8 cm.


Selanjutnya perhatikan skala nonius yang segaris dengan skala utama. Dari gambar ditunjukkan pada angka 4. Perhatikan pembagian skala pada skala nonius, apabila skalanya dibagi menjadi 10 bagian yang sama maka hasil pengukuran skala nonius dikali dengan 1/10mm. Apabila dibagi menjadi 20 bagian maka dikali dengan 1/20mm, dan apabila dibagi menjadi 50 bagian maka dikalikan dengan 1/50 mm. Setelah diketahui skala utama serta skala noniusnya maka hasil pengukurannya adalah jumlah keduanya. Dari contoh dapat dibaca hasil pengukuranya sebesar:



Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong)  =  Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)
Karena Dx = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai :

Panjang  L =  xo  ­+  Dx
Maka, hasil pengukurannya menjadi :
4,7 cm + (0,4 x 0,01) cm = 4,7 cm + 0,004 cm = 4,704 cm
Jadi, L = (4,704 + 0,005) cm







III. PENUTUP



A. Kesimpulan

  1. Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Keunggulan penggunaan jangka sorong adalah dapat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, maupun kedalam benda.

  1. Secara umum, jangka sorong terdiri atas rahang tetap dan rahang geser, rahang bawah untuk mengukur diameter luar suatu benda, rahang atas untuk mengukur diameter dalam suatu benda, lidah pengukur kedalaman,  skala utama(dalam cm dan inci), skala nonius (dalam dan inci), kunci peluncur.

  1. Jenis-jenis jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur panjang adalah Jangka sorong manual dengan ketelitian 0,1mm = 0,01 cm, Jangka sorong analog dengan ketelitian 0,05 mm = 0,005 cm, dan Jangka sorong digital dengan ketelitian 0.01 mm = 0,001 cm.

  1. Prinsip Kerja Jangka Sorong terdiri dari prinsip ketika melakukan suatu pengukuran, yaitu apabila kunci peluncur telah dikendurkan, maka skala nonius dapat digeser ke depan atau belakang sesuai dengan keperluan pengukuran. Dan prinsip ketika membaca hasil pengukuran, yaitu hasil pengukuran tergantung besarnya ketelitian yang dimiliki jangka sorong, karena ketelitian setiap jengka sorong berbeda-beda berdasarkan skala nonius yang dimilikinya.

  1. Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu angka nol pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus, maka jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan.

 
  1. Hal-hal yanng menyebabkan kegagalan kalibrasi dan pengukuran menggunakan jangka sorong adalah kesalahan umum (orang yang melakukan penggukuran), kesalahan sistematis (kerusakan alat, lingkungan), kesalahan acak (tidak diketahui pengyebabnya).

  1. Faktor terjadinya kerusakan alat adalah ketidakstabilan suhu ruang penyimpanan, sehingga memungkinkan jangka sorong untuk memuai atau menyusut, terbentur dan/atau tergores.

  1. Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong

Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong)  =  Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)
B. Saran
Makalah yang telah dibuat ini menjelaskan mengenai cara penggunaan jangka sorong dan spesifikasi jangka sorong itu sendiri. Mengingat bahwa pembelajaran MIPA terutama fisika tidak lepas dari kegiatan mengukur, oleh karena itu pengetahuan mengenai alat-alat ukur, terutama alat ukur panjang jangka sorong ini sangat penting untuk diketahui dan dipahami.
Penulis berharap agar pelajar dan mahasiswa di segala tingkatan tidak asing lagi dengan alat ukur panjang jangka sorong dan mampu menggunakan jangka sorong untuk berbagai keperluan pengukuran panjang.