BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Pada
era sekarang ini perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi mengalami kemajuan
yang sangat pesat. Banyak dilakukan pengembangan dan penelitian dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan
teknologi transportasi sangat cepat terutama dalam bidang otomotif. Pada saat
ini inovasi dalam otomotif semakin memanjakan pemakai, dengan adanya terobosan
teknologi yang terbaru harus mampu memenuhi tuntutan pemakai (konsumen). Hal
ini membuat pemakai lebih mudah, aman dan nyaman.sehingga para konsumen akan
merasa puas dari keindahan kendaraan baik dari bagian eksterior maupun bagian
interiornya. Selain itu juga disertakan perangkat keamanan dan kenyamanan yang
lengkap, yang akan berfungsi optimal, meliputi : rem, suspense, kemudi dan lain
sebagainya.
1.2 PERMASALAHAN
System
kemudi berfungsi mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan.
Bila roda kemudidiputar, kolom kemudi meneruskan putaran ke roda gigi
kemudi. Roda gigi kemudi ini memperbesar momen putar, sehingga
menghasilkan tenaga yang lebih besar untuk menggerakkan roda depan melalui
sambungan-sambungan kemudi (steering
linkage).
1.3 TUJUAN
Dengan
adanya power steering pada system
kemudi tenaga yang dikeluarkan pengemudi untuk mengatur arah kendaraan dengan
cara membelokkan roda depan menjadi ringan, sehingga pengemudi akan merasa aman
dan nyaman ketika berkendara.
BAB II
LANDASAN
TEORI
Power steering adalah
perangkat atau system pada kendaraan yang berfungsi untuk meringkankan kemudi
kendaraan. Sehingga kendaraan dapat bermanufer dengan mudahdan dapat bergerak
dengan radius yang lebih kecil. Jenis power
steering mempunyai dua tipe, dimana
masing-masing jenis diaplikasikan pada kendaraan tertentu sesuai dengan
kapasitasnya, yaotu jenis hidrolis dan elektris. Power steering jenis
hidrolis bekerja dengan oli yang bertekanan tinggi sehingga kemudi menjadi
lebih ringan. Contoh mobil yang menggunakan
jenis seperti ini adalah Toyota kijang, Isuzu Panther, BMW 320i, Timor,
Honda Genio, dan lain-lain. Sedangkan jenis elektris bekerja menggunakan tenaga
listrik dengan memakai motor listrik khusus power
steering. Mobil yang memakai jenis ini adalah Suzuki Karimun, Masda
Ventrend, Honda City.
BAB III
PEMBAHASAN
Power
steering merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk meringankan
memutar sistem kemudi kendaraan sehingga menghasilkan putaran kemudi yang
ringan tanpa membutuhkan tenaga yang berarti untuk mengendalikan kemudi. Dalam perkembangannya power
steering terbagi menjadi 2, yaitu : Hidrolik Power Steering dan Elektronik
Power Steering.
1.
Hidrolik
Power Steering
Hidrolik
Power Steering adalah sebuah sistem hidrolik (servo hidrolik) yang berfungsi untuk
memperingan tenaga yang dibutuhkan untuk memutarkan kemudi terutama pada
kecepatan rendah dan menyesuaikannya pada kecepatan menengah serta tinggi. Pada
kecepatan rendah gaya gesek ban dengan jalan cukup tinggi, apalagi untuk tipe
ban tekanan rendah dengan telapak ban yang lebar.
Rack-and-pinion
assembly merupakan unit hydraulic-mechanical dengan integral piston dan rack
assembly. Di dalamnya ada satu rotary valve yang mengarahkan aliran minyal
power steering dan mengontrol tekanan untuk mengurangi steering effort (suatu
usaha daya yang diperlukan untuk memutar kemudi). Ketika kemudi diputar,
tahanan yang terbentuk oleh adanya berat dari kendaraan dan gesekan roda ke
ban, menyababkan torsion bar di dalam rotary valve menjadi agak cenderung
melenceng. Hal ini akan merubah posisi valve spool dan sleeve, karena itulah
diperlukan pengarahan pelumas bertekanan ke proper end yang terdapat pada power
cylinder. Perbedaan tekanan pada sisi piston (yang dipasang pada rack) membantu
menggerakkan rack untuk mengurangi langkah usaha putar. Pelumas di dalam power
cylinder yang berlawanan didesak ke control valve dan kembali ke pump
reservoir. Ketika steering effort berhenti, maka control valve akan
diketengahkan oleh gaya melintir dari torsion bar, tekanan pada kedua sisi
piston akan disamakan, dan roda depan kembali ke posisi lurus ke depan.
A. Konstruksi System
Keterangan :
1. Reservoir
2. Unit
pompa
3. Pipa
pendingin
4. Unit
pengatur sirkit aliran minyak
5. Rumah
gigi kemudi
6. Saluran
pembagi
Rack-and-pinion
power steering system terdiri dari:
ü Rack and pinion steering gear box
Rack Pinion/Gearbox adalah system penggerak
Power Steering dari kemudi atas kemudian di teruskan ke bagian roda dengan
dibantu oleh komponen understeel atau kaki-kaki kendaraan (tie rod, rack end,
idle arm dll). Di dalam system RackPinion/Gearbox terdapat piston dan
valve(katup) yang bekerja sesuai tekanan olie yang disalurkan melalui Vane
Pump, selain itu terdapat juga seal-seal yang berguna menahan tekanan olie agar
tidak bocor keluar.
ü Power steering oil pump
Pompa PS berfungsi sebagai
penyalur tenaga dari mesin dengan oli yang bertekanan tinggi yang kemudian
diteruskan ke bagian Rack Pinion/Gearbox melalui Selang Tekan (Selang
bertekanan tingi). Posisi Vane Pump selalu berada di bagian atas dari
RackPinion/Gearbox. Dan hampir setengahnya system Power Steering
dikendalikan/ditentukan dari kerja Pompa, oleh karena itu bila terdapat
kerusakan pada Pompa hampir dipastikan system Power Steeringnya juga tidak akan jalan alias rusak.
Tipe pompa banyak sekali, antara lain : pompa torak, membran, plunger,
roda gigi luar, roda gigi dalam, vane, screw dan lain-lain. Tekanan yang
diperlukan merupakan tekanan secara menerus (continue), sehingga tipe pompa
yang digunakan adalah tipe Vane atau Roda Gigi. Pompa menghasilkan tekanan dengan
memanfaatkan putaran mesin, sehingga volume pemompaan sebanding dengan putaran
mesin.
Pengaturan jumlah minyak yang mengalir keluar dari pompa diatur oleh
flow control valve, sehingga selalu konstant. Pada kenyataannya, karena tahanan
pengemudian pada kecepatan tinggi berkurang maka jumlah aliran minyak juga
harus dikurangi, supaya stabilitas pengemudian tetap terjaga Pada power
steering rpm sensing dan power steering yang mempunyai flow control valve
dengan built-in control spool, jumlah aliran minyak akan diatur sesuai dengan
kecepatan kendaraan.
Kerja pengaturan jumlah aliran fuida/ minyak oleh flow control valve
dan control spool adalah sebagai berikut :
a). Pada Putaran Rendah
Pada putaran rendah (650 s.d. 1250 rpm), tekanan yang dihasilkan oleh pompa
akan dialirkan ke dua saluran yaitu x (saluran ke flow control valve) dan y
(saluran ke control spool). Aliran yang melewati saluran x sebagian kembali ke
pompa dan sebagian lagi keluar (P1). Aliran P1 diteruskan melewati orifice 1
& 2 dan terbagi menjadi dua yaitu output pompa dan dialirkan ke sebelah
kiri flow control valve menjadi tekanan P2. Perbedaan tekan P1 dan P2
tergantung putaran mesin. Pada saat putaran mesin naik maka terjadi kenaikan
perbedaan antara P1 dan P2.
Apabila tekanan P1 melebihi kekuatan pegas ”A”, maka flow control valve
akan bergerak kek kiri, sehingga membuka saluran pengeluaran ke sisi pengisapan
pompa sehingga jumlah aliran pengeluaran tidak naik. Pada kondisi ini jumlah
aliran minyak dikontrol pada ± 6.6 ltr/ min.
b). Pada Putaran Menengah
Pada saat putaran menengah (1250 s.d. 2500 rpm) tekanan pengeluaran
pompa (P1) yang bekerja pada sisi kiri control spool valve mempunyai tekanan
yang mampu mengalahkan tekanan pegas ”B”, sehingga control spool valve
tergerakkan ke kanan. Dengan bergesernya control spool valve maka besarnya
lubang orifice 2 berkurang, sehingga tekanan out-put pompa dan tekanan P2
berkurang yang menyebabkan flow control valve semakin bergeser ke kiri.
Jadi pada posisi putaran menengah control spool valve akan tergeser ke
kanan dan memperkecil orifice 2 sehingga mengurangi volume fluida yang melalui
orifice.
c). Pada Putaran Tinggi
Jika putaran mencapai lebih dari 2500 rpm, control spool valve akan
optimum terdorong ke kanan sehingga menutup orifice 2 dengan sempurna. Pada
kondisi ini out-put pompa dan P2 hanya melalui orrifce 1, sehingga jumlah
alirannya menjadi kecil, yaitu 3.3 ltr/ min.
Di dalam flow control valve terdapat relief valve yang berfungsi untuk
mengatur tekanan kerja. Jika tekanan kerja mencapai 80kg/ cm2, pegas relief
valve akan terdorong sehingga relief valve terbuka dan P2 turun.
ü Oil reservoir
Oil reservoir berfungsi untuk menampung oli
P/S.
ü Tubes/Hose (selang)
Selang ini berfungsi yang menyalurkan oli yang
bertekanan tinggi dari Vane Pump ke bagian Rack Pinion/Gearbox, dengan
perputaran/rotasi yang sangat cepat maka dapat menimbulkan efek bunyi jika
bahan selang yang dipakai kurang bagus kualitasnya.
A.
Prinsip Kerja Power Steering Hidrolis
Sistem power steering menggunakan tekanan
hidrolis yang dibangkatkan oleh power steering pump gunanya adalah untuk
mengurangi langkah usaha yang diperlukan untuk memutar kemudi. Power steering
pump dipasang di depan engine. Pompa yang dipakai adalah tipe vane-type, dan
digerakkan oleh crankshaft melalui drive belt.
Minyak power steering ditarik dari reservoir
ke pompa pada saat mesin dalam keadaan hidup. Minyak ini ditekan oleh satu
power steering switch dan control valve yang letaknya di dalam power steering
pump.
1.
Electric Power
Steering
Sistem Electronic Power
Steering (EPS) termasuk di dalamnya komponen yang sama seperti pada sistem
power steering konvensional. Sebagai tambahannya adalah sebuah solenoid valve
pada power steering gear box, dan satu control unit dekat dibawah audio yang
terletak di panel farcia tengah. Untuk mengontrol aliran oli pada steering gear
box, disediakan satu solenoid yang bekerja berdasarkan arus dari control module
yang menerima sinyal dari VSS (Vehicle Speed Sensor) dan TPS.
1.
Cara Kerja
Electric Power Steering
Cara kerja Sistem Electric Power Steering
(EPS) adalah saat kunci diputar ke posisi ON, Control Module memperoleh
arus listrik untuk kondisi stand-by, bersamaan dengan itu indikator EPS pada
panel instrumen menyala. Saat mesin hidup, Noise Suppressor segera
menginformasikan pada Control Module untuk mengaktifkan motor listrik dan
clutch pun langsung menghubungkan motor dengan batang setir. Salah satu sensor
yang terletak pada steering rack bertugas memberi informasi pada Control Module
ketika setir mulai diputar. Disebut Torque Sensor, ia akan mengirimkan
informasi tentang sejauh apa setir diputar dan seberapa cepat putarannya.
Dengan dua informasi tersebut, Control Module segera mengirim arus listrik
sesuai yang dibutuhkan ke motor listrik untuk memutar gigi kemudi. Dengan
begitu proses memutar setir menjadi ringan. Vehicle Speed Sensor bertugas
begitu mobil mulai melaju. Sensor ini menyediakan informasi bagi control module
tentang kecepatan kendaraan. Pada kecepatan tinggi, umumnya dimulai sejak 80
km/jam, motor elektrik akan dinonaktifkan oleh Control Module.
Dengan begitu setir menjadi lebih berat
sehingga meningkatkan safety. Jadi sistem EPS ini mengatur besarnya arus
listrik yang dialirkan ke motor listrik hanya sesuai kebutuhan saja. Selain
mengatur kerja motor elektrik berdasarkan informasi dari sensor, Control Module
juga mendeteksi jika ada malfungsi pada sistem EPS. Lampu indikator EPS pada
panel instrumen akan menyala berkedip tertentu andai terjadi kerusakan.
Selanjutnya, Control Module menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan
melepas hubungan motor dengan batang setir. Namun karena sistem kemudi yang
dilengkapi EPS ini masih terhubung dengan setir via batang baja, maka mobil
masih dimungkinkan untuk dikemudikan. Walau memutar setir akan terasa berat
seperti kemudi tanpa power steering.
Electric Power Steering (EPS) menggunakan
beberapa perangkat elektronik seperti:
1.
Control
Module: Sebagai komputer untuk mengatur kerja EPS.
2.
Motor
elektrik: Bertugas langsung membantu meringankan perputaran setir.
3.
Vehicle
Speed Sensor: Terletak di girboks dan bertugas memberitahu control module
tentang kecepatan mobil.
4.
Torque
Sensor: Berada di kolom setir dengan tugas memberi informasi ke control module
jika setir mulai diputar oleh pengemudi.
5.
Clutch:
Kopling ini ada di antara motor dan batang setir. Tugasnya untuk menghubungkan
dan melepaskan motor dengan batang setir sesuai kondisi.
6.
Noise
Suppressor: Bertindak sebagai sensor yang mendeteksi mesin sedang bekerja atau
tidak.
7.
On-board
Diagnostic Display: berupa indikator di panel instrumen yang akan menyala jika
ada masalah sengan sistem EPS.
1.
Keungulan
Electric Power Steering
EPS tidak hanya melakukan fungsi power
steering biasa, namun juga bisa mengontrol tekanan hydraulic pressure yang
bereaksi berdasarkan counter-force plunger yang ada pada gear box tetapnya di
dalam input shaft, oleh karena itulah karakteristik steering effort vs. tekanan
hydraulic bervariasi tergantung dari kecepatan kendaraan untuk memberikan
karakteristik kemudi yang optimal pas dengan kecepatan kendaraan dan kondisi
kemudi.
1.
Pada
saat mobil dalam keadaan stationer dan berjalan lambat putaran kemudi ringan.
2.
Pengaturan
steering effort berdasarkan kecepatan kendaraan.
3.
Pada
kecepatan sedang dan cepat, steering effort secara akan bertambah untuk
menambah kestabilan dan kenyamanan kemudi.
4.
Pada
kecepatan sedang dan cepat, ketika posisi kemudi berada atau mendekati posisi
netral, fungsi reactionary plunger akan menambah steering effort agar kemudi
lebih stabil.
5.
Ketika
kendaraan melewati jalan yang rusak pada kecepatan sedang dan cepat, meskipun
ada rintangan besar dari permukaan jalan, namun tidak akan mempengaruhi arah
control kemudi, karena tekanan ouput hydraulic untuk steering effort menjadi
tinggi sama seperti power steering konvensional.
6.
Sistem
ini mempunyai fungsi fail-safe sehingga meskipun sistemnya elektrikal, temasuk
control unit dan sensors, namun karakteristik power steering normal masih bisa
di dapat.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapet di
ambil kesimpulan sebagai berikut :
Pada system Power steering daya pengemudian lebih
ringan dari system pengemudi manual karena adanya tenaga dorong dari system
hidrolik maupun elektrik
salam kenal gan dari www.mobilanak.com
BalasHapus