Get paid to share your links!
Komponen Nozzel, Katup Penyalur, dan Sistem Pengatur Putaran ~ KREATIF ANAK MESIN

Minggu, 30 Maret 2014

Komponen Nozzel, Katup Penyalur, dan Sistem Pengatur Putaran


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Makalah Sistem Bahan Bakar Diesel kami ini membahas tentang komponen nozzel, katup penyalur, dan sistem pengatur putaran. Tujuan dari modul ini agar mahasiswa memiliki tambahan wawasan  yaitu memelihara/servis sistem dan komponen injeksi bahan bakar diesel. Materi modul yang akan dipelajari meliputi : 1. Apakah yang dimaksud dengan  nozel torak, serta bagaimana cara kerja, 2. Apakah yang dimaksud dengan  katub penyalur, serta bagaimana cara kerja, 3. Jelaskan bagaimana cara kerja sistem pengatur putaran.
Setelah mempelajari modul ini diharapkan dapat memahami fungsi, konstruksi komponen, macam/jenis komponen, dan cara kerja nozzel, katup penyalur dan sistem penagtur putaran,  serta dapat melakukan pemeliharaan/servis sistem dan komponen injeksi bahan bakar diesel tersebut.
1.2    Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan  nozel torak, serta bagaimana cara kerja?
2.      Apakah yang dimaksud dengan  katub penyalur, serta bagaimana cara kerja?
3.      Jelaskan bagaimana cara kerja sistem pengatur putaran?
3.2    Tujuan
1.      Untuk mengetahui  apa yang dimaksud dengan  nozel torak, serta bagaimana cara kerja?
2.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan  katub penyalur, serta bagaimana cara kerja?
3.      Untuk megetahui bagaimana cara kerja sistem pengatur putaran?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Nozzel
2.1.1 pengertian nozzle
Nozzle bahan bakar disebut juga dengan pengabut atau ada yang menyebut dengan Injektor. Disebut injector karena tugas dari komponen ini adalah menginjeksi, dan disebut pengabut karena bahan bakar keluar dari komponen ini dalam bentuk kabut, sedangkan disebut nosel karena ujung komponen ini luas penampangnya makin mengecil.
2.1.2 Fungsi nozzle
Injector berfungsi untuk menghantarkan bahan bakar diesel dari injection pump ke dalam silinder pada setiap akhir langkah kompresi dimana torak (piston) mendekati posisi TMA. Injector yang dirancang sedemikian rupa merubah tekanan bahan bakar dari injection pump yang bertekanan tinggi untuk membentuk kabut yang bertekanan antara 60 sampai 200 kg/cm², tekanan ini mengakibatkan peningkatan suhu pembakaran didalam silinder meningkat menjadi 600°C. Tekanan undara dalam bentuk kabut melaui Injector ini hanya berlangsung satu kali pada setiap siklusnya yakni pada setiap akhir langkah kompresi saja sehingga setelah sekali penyemprotan dalam kapasitas tertentu dimana kondisi pengabutan yang sempurna maka injector yang dilengkapi dengan jarum yang berfungsi untuk menutup atau membuka saluran injectror ini sehingga kelebihan bahan bakar yang tidak mengabut akan dialirkan kembali kebagian lain atau ke tangki bahan bakar sebagai kelebihan aliran (overflow).
2.1.3 Komponen nozzle
Injection Nozzle terdiri dari nozzle body dan needle. Nozzle menyemprotkan bahan bakar dari pompa injeksi ke dalam selinder dengan tekanan tertentu untuk mengatomisasi bahan baker secara merata.
Pompa injeksi adalah sejenis katup yang dikerjkan dengan sangat presisi dengan toleransi 0,001 mm, oleh karena itu bila nozzle perlu diganti maka nozzle body dan needle harus diganti bersama-sama.
Injection nozzle harus dilumasi dengan bahan bakar diesel. Nozzle holder memegang nozzle dengan retaining nut dan distance piesce, nozzle holder terdiri dari adjusting washer yang mengatur kekuatan tekanan pegas untuk menentukan tekanan membukanya katup nozzle.
Gambar 2.1.3a: Kontruksi dan Bagian-Bagian Utama Injektor

Gambar 2.1.3b: Komponen Injektor dan Kedudukannya
2.1.4 Model Nozzle
Secara garis besar nozzle dapat dibagi atas model lubang dan model pin.
ü Injector berlubang : Injector berlubang satu (single hole) proses pengabutannya sangat baik akan tetapi memerlukan tekanan injektion pump yang tinggi. Demikian halnya dengan Injektor berlubang banyak (multi hole) pengabutannya sangat baik. Injector ini sangat tepat digunakan pada direct injection (injeksi langsung).
ü Injektor dengan model pin, injektor model pin ini model trotle maupun model pintle lebih tepat digunakan pada motor diesel dengan ruang bakar yang memiliki combustion chamber, kamar muka maupun kamar pusar (turbulen) dan Type Lanova.
Nozzle Model Lubang
Lubang satu
Lubang Banyak
Nozzle Model Pin
Jenis Throttle
Jenis Pintle
Jenis Nozzle sangat menentukan bagi proses pembakaran dan bentuk ruang bakar, Jenis lubang banyak umumnya digunakan untuk mesin semprot langsung, sedangkan model pin umumnya digunakan untuk mesin yang mempunyai ruang bakar muka dan ruang bakar model pusar.

Gambar 2.1.4a: Jenis Nosel model pin Jenis Pintle
Kebanyakan Nozzle model pin adalah jenis Throttle, karena bentuk khusus dari jenis pintle, maka pada saat permulaan injeksi, hanya sedikit jumlah bahan bakar yang ditekan kedalam ruang bakar muka, tetapi pada akhir penyemprotan jumlah yang disemprotkan bertambah banyak, bila sejumlah bahan yang dibutuhkan disalurkan.
Dengan demikian, kemungkinan terjadinya detonasi sangat kecil sekali dan pemakaianbahan bakar lebih hemat, permukaan luncur antara nozzle body dan jarumnya diberi sedikit kelonggaran untuk memungkinkan bahan bakar dapat melumasi permukaan tersebut.

Gambar 2.1.4b: Jenis Nosel model pin Jenis Trhotle
Gambar 2.1.4b: Perbandingan rata-rata luas lubang antara nozzle dan throttle
2.1.5 cara kerja nozzle
a.  Sebelum Penginjeksian
Bahan bakar yang bertekanan tinggi mengalir dari pompa injeksi melalui saluran minyak pada nozzle holder menuju ke oil pool pada bagian bawah nozzle body.

Gambar 2.1.5a:  cara kerja nozzle Sebelum Penginjeksian
b.  Penginjeksian Bahan Bakar
Bila tekanan bahan bakar pada oil pool naik, ini akan menekan permukaan ujung needle, bila tekanan ini melebihi kekuatan pegas, maka nozzle needle akan terdorong keatas oleh tekanan bahan bakar dan nozzle needle terlepas dari nozzle body seat. Kejadian ini menyebabkan nozzle menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar

Gambar 2.1.5b:  cara kerja nozzle Penginjeksian Bahan Bakar
c.  Akhir Penginjeksian
Bila pompa injeksi berhenti mengalir bahan bakar, tekanan bahan bakar turun dan tekanan pegas (pressure spring) mengembalikan nozzle needle ke posisi semula. Pada saat ini needle tertekan kuat pada nozzle body seat dan menutup saluran bahan bakar.
Sebagian bahan bakar tersisa diantara nozzle needle dan nozzle body, antara pressure pin dan nozzle holder dan lain-lain, melumasi semua komponen dan kembali ke over flow pipe Seperti terlihat diatas, nozzle needle dan nozzle body membentuk sejenis katup untuk mengatur awal dan akhir injeksi bahan bakar dengan tekanan bahan bakar.
Gambar 2.1.5b:  cara kerja nozzle Akhir Penginjeksian
2.1.6. Proses Pengabutan Bahan Bakar pada Injector
Proses pengabutan bahan bakar diesel melalui injektor ini diperlukan agar terjadi proses pembakaran yang sempurna didalam silinder, kendati pada motor diesel ini pembakaran diberikan melalui panas yang dihasilkan oleh pemampatan udara luar namun nyala api tidak akan terjadi tanpa adanya penambahan oksigen. Oleh karena itu, dalam proses pengabutan ini pada dasarnya adalah mencampur bahan bakar dengan oksigen, untuk itu proses pengabutan untuk memperoleh gas bahan bakar yang sempurna pada injector dapat dilakukan dengan tiga system pengabutan yaitu :   A. Pengabutan Udara
B. Pengabutan tekan dan
C. Pengabutan gas.
A. Pengabutan Udara
Proses pengabutan udara terjadi pada saat bahan bakar yang bertekanan 60 sampai 85 kg/cm² mengakibatkan tekanan pada rumah pengabut sebesar 60 kg/cm² yang selalu berhubungan langsung dengan tabung udara dengan tekanan bahan bakar dari pompa mencapai 70 kg/cm² pada Volume tertentu akan tertampung pada cincin pembagi dari pengabut tersebut. Tekanan bahan bakar dari pompa tadi juga akan mengangkat jarum pengabut dengan demikian, udara yang bertekanan tadi akan mengalir bersama bahan bakar melalui lubang-lubang halus pada cincin pembagi sehingga membentuk gas bahan bakar dan masuk kedalam silinder. Gas bahan bakar yang terbentuk karena proses persenyawaan antara udara dengan bahan bakar maka akan sangat mudah terbakar ­­­bila berhubungan dengan udara panas dan bertekanan tinggi. Dengan plunger pompa injeksi yang digerakan oleh poros bubungan dan distel sedemikian rupa maka pengabutan hanya terjadi pada akhir kompresi.
B. Pengabutan Tekan
Pada proses pengabut tekan ini saluran bahan bakar dan ruangan dalam rumah pengabut harus selalu terisi penuh oleh bahan bakar, dengan jarum pengabut yang tertekan oleh pegas sehingga saluran akan tertutup. Namun ketika bahan bakar dari injection pump yang beterkanan 250 kg/Cm² mengalir kebagian takikan jarum pengabut, pengabut akan tertekan keatas sehingga saluran akan terbuka. Dengan demikian, bahan bakar akan terdesak melalui celah di antara jarum pengabut dalam bentuk gas. Untuk memperoleh prosespembakaran yang sempurna didalam silinder maka proses pemampatan udara di dalam silinder diusahakan menghasilkan turbulensi udara.
C. Pengabutan Gas
Pengabut ini dikonstruksi sedemikisn rups dengan komponen-komponen yang terdiri atas rumah poengabut, katup dan bak pengabut yang ditempatkan di bagian bawah dari pengabut dan berada di dalam ruang bakar. Dalam proses pengabutan ini bahan bakar telah berada dalam keadaan bertekanan tinggi dan katup injeksi sudah terbuka sejak langkah pengisapan oleh torak dan pada kondisi demikan ini sebagian bahan bakar telah menetes ke bak pengabut yang di bagian sisinya terdapat lubang-lubang kecil. Keadaan ini akan mengakibatkan motor menjadi sangat panas sehingga bahan bakar tadi akan berubah menjadi kabut. Pada akhir langkah kompresi udara yang bertekanan akan menerobos masuk ke bak pengabut tersebut melalui lubang-lubang kecil dari bak pengabut tersebut dan mengakibatkan letusan Namun hal ini tidak cukup membakar bahan bakar secara keseluruhan kartena tidak cukup oksigen sehingga sisa bahan bakar yang tidak terbakar akan keluar masuk didalam ruang bakar dan terbakar pada ruangan ini, oleh kerena itu pada sistem pengabutan ini akan terjadi dua kali proses pembakaran yaitu prosespembakaran mula dan prose pembakaran yang sebenarnya, kendati sistem ini jarang digunakan namun proses pengabutan dengan  ini dapat menghasilkan kabut bahan bakar yang memenuhi syarat dalam kebutuhan proses pembakaran.

Gambar 2.1.6. Proses pengabutan Pada Injektor
2.1.7 Pemeliharaan/servis Nosel Injeksi (Injektor)
a. Pembongkaran nosel injeksi
1.    Nosel injeksi sebelum diservis lebih dahulu dilepaskan dari unit sistem injeksi bahan bakar. Selanjutnya nosel ditempatkan menurut urutan nomor silinder mesin.
2.    Pengujian injeksi, dilakukan dengan memasang nosel pada tester, dan mengeluarkan udara melaluipemegangnya (Gb. a.2.1). Selanjutnya tekanan injeksi diuji dengan memompa tester sebanyak 50-60 kali tiap menit (Gb. a.2.2). Hasil tekanan selanjutnya dilihat (Standar nosel baru lebih tinggi daripada nosel bekas). Bila diperlukan penyetelan tekanan dapat dilakukan pada mur penyetel (Gb. a.2.3)
Gambar a.2.1:  Pembuangan udara pada tester nosel injeksi

Gambar a.2.2:  Menguji tekanan nosel injeksi pada tester

Gambar a.2.3: Penyetelan tekanan pada nosel injeksi
3.  Kondisi semprotan bahan bakar dari nosel injeksi harus berbentuk lingkaran (dengan kertas pada jarak 30 cm dari ujung nosel) (Gambar a.3.1). Pada nosel injeksi harus tidak terdapat tetesan (Gambar a.3.2).


Gambar a.3.1: Bentuk semprotan pada nosel injeksi
Gambar a.3.2: Bentuk semprotan bahan bakar yang baik
  4.  Selanjutnya bila dilakukan pengujian kekedapan solar, pada tekanan 100 kg/cm2 tidak terdapat kebocoran pada dudukan katup nosel dan mur pengikatnya (Gambar a.3.2)
 5.   Pembongkaran bagian-bagian nosel injeksi
Gambar a.5.1: Uji kekedapan solar
b. Pembersihan nosel
Mencuci dan membersihkan nosel dengan menggunakan pembersih dan solar. Pembersih dapat berupa sikat  kayu atau sikat tembaga yang lembut. Dudukan nosel dibersihkan dengn skrap pembersih. Lubang bodi nosel injeksi dibersihkan dengan jarum pembersih.
c. Menguji peluncuran jarum nosel
1.      Membersihkan bodi dan jarum dengan solar
2.      Menarik jarum nosel kira-kira sampai setengahnya di
3.      dalam bodi dan melepaskan
4.      Jarum akan meluncur dengan lembut akibat beratnya
5.      Putar sedikit posisi jarum dan lakukan test yang sama
6.      Bila salah satu posisi jarum peluncuran tidak lembut, nosel harus diganti dalam satu set Gambar c.6.1.
Gambar c.6.1: Menguji peluncuran jarum nosel
d. Merakit nosel injeksi bahan bakar
Merakit bagian-bagian nosel injeksi dengan urutan kebalikan dari pembongkaran
2.1.8. Spesifikasi Injector (Nozzle, Pengabut)
-  Kode Spesifikasi Pabrik, Contoh :              ND – DN
ND – DN SS 1
ND – DL 110S916
ND – DL 100T 728
ND – DLL 140S 256
- Kode dan spesifikasi Injector tercantum pada Injector body (Injector holder)
Contoh :                   ND – KB 55 SD 319
ND – KBA 38  S1
ND – KCA 30 SD2
ND – KD 43S53
2.2. Katup Penyalur
2.2.1 Pengertian
Katup penyalur adalah suatu katup yang mengatur Penekanan bahan bakar dari elemen pompa ke injector.
2.2.2 Fungsi katup penyalur
Fungsi katup penyalur sebagai berikut ini:
1.  Pada saat plunyer pemompaan pompa injeksi melakukan pukulan untuk menghisap aliran maka katup penyalur berfungsi sebagai katup pencegah aliran kembali. Hal ini bertujuan untuk mencegah bahan bakar yang ada di atas katup penyalur pada pipa injeksi dan injektor tertarik kembali menuju ruang pemompaan.
2.  Setelah penginjeksian/penyemprotan, katup piston menutup lubang pengarah sehingga timbul penurunan mendadak pada tekanan bahan bakar pada injektor bahan bakar dengan segera setelah dilakukan penginjeksian. Penurunan tekanan secara mendadak membuat katup jarum injektor menutup dengan cepat sehingga injeksi bahan bakar terhenti secara cepat dan bersih tanpa terjadi “tetesan” (dribble).
3.  Menjaga adanya suplai bahan bakar bertekanan rendah pada injektor bahan bakar dan pipa injeksi setelah injeksi selesai dilakukan. Hal tersebut dilakukan dengan pukulan penarikan kembali (retraction stroke) bidang dudukan yang menyekat bidang permukaan pengarah sesudah piston katup selesai memulai menyekat pengarah. Tekanan rendah tersebut mengakibatkan terjadinya pemberian tekanan tinggi pada penyaluran bahan bakar oleh gerakan ke atas plunyer pada pompa injeksi. Hal ini menjamin kerja injektor yang efektif.
2.2.3 Kontruksi Katup Penyalur
Katup penyalur (delivery valve) diletakkan sesudah elemen pemompaan pada pompa injeksi bahan bakar. Sisi masukan katup penyalur terhubung pada rangkaian pemompaan bertekanan tinggi pada pompa injeksi sedangkan sisi jalan keluar terpasang pada pipa injektor bahan bakar. Bahan bakar yang disemprotkan atau diinjeksikan dalam jumlah yang terukur mengalir dari plunyer atau elemen pemompaan melalui katup penyalur ke arah injektor bahan bakar.

Keterangan gambar:
1.    rumah
2.    Katup
3.    Pegas katup
4.    Penahan pegas katup 

Gambar 2.2.3 Jenis umum katup penyalur pompa injeksi diesel
Pada gambar diatas ditunjukkan jenis umum katup penyalur. Komponen-Komponen utama katup penyalur terdiri dari muka/bidang katup, pegas katup, bagian piston, celah katup, pengarah katup dan bodi katup penyalur. Katup diletakkan pada pengarahnya. Katup menumpu pada pengarah melalui bidang yang berbentuk mengerucut pada katup yang ditahan bidang dudukan pada pengarah. Di bawah bidang dudukan katup terdapat bagian bodi paralel yang berfungsi sebagai piston kecil di dalam lubang pengarah. Agar bahan bakar dapat mengalir melalui katup maka katup harus terdesak ke atas dari dudukannya hingga posisi tertentu sehingga piston bergerak keluar dari lubang pengarah. Maka bahan bakar dapat mengalir melalui katup menuju injektor.
2.2.4 Cara kerja katup penyalur
Cara kerja katup penyalur sebagai berikut ini:
Gambar 2.2.4: Cara kerja katup penyalur
1.        Pada saat awal penginjeksian, maka katup penyalur pada posisi terangkat dari dudukan, dengan adanya tekanan bahan bakar yang dipompa keluar dari pompa plunyer. Hal ini memungkinkan bahan bakar dengan tekanan dialirkan ke nosel injeksi.
2.        Bila tekanan penyaluran menurun dan pegas katup penyalur menekan katup penyalur ke bawah, maka relief valve akan menutup hubungan antara ruang penyalur dengan pipa injeksi dan selanjutnya katup akan masuk ke dalam sampai dudukan bersentuhan dengan body mencegah menurunnya katup.
2.3.  Sistem Pengatur Putaran
Sistem pengatur putaran terdiri dari 2 yaitu:
1.    Governor
           Governor berfungsi mengontrol volume injeksi bahan bakar sehubungan dengan putaran mesin dari usaha ketika pedal akselerator ditekan dan beban mesin ketika output pada mesin diesel dikontrol oleh volume injeksi bahan bakar.
           Sehingga governor memainkan peran berikut: Mencegah mesin untuk tidak overrunning dengan mengontrol putaran mesin maksimum, dan mencegah mesin mati dengan menstabilkan putaran mesin pada putaran rendah.
a.      Komponen dan konstruksi
Untuk mechanical governor, flyweight, yang berotasi dengan drive shaft pada injection pump, berekspansi keluar karena gaya sentrifugal sehubungan dengan meningkatnya kecepatan shaft.
Pergerakan ini ditransimisikan ke spill ring melalui governor sleeve dan control lever untuk mengatur volume injeksi bahan bakar.
Ada dua tipe cara kerja governor:
  All-speed governor
  M-M (Minimum-Maximum) speed governor
b.      Cara kerja Governor
All-speed governor
1)      Starting
                  Ketika pedal akselerator ditekan dan adjusting lever digerakkan pada arah beban penuh pada waktu start, control spring menarik tension lever sampai mengalami kontak dengan stopper.
Karena kecepatan pompa rendah pada saat start dan gaya sentrifugal pada flyweight sangat kecil, bahkan start spring (plate spring), yang mempunyai tegangan kecil, mampu mendorong control lever terhadap governor sleeve, sehingga mengakibatkan flyweight menutup sepenuhnya.
Pada saat ini, control lever berotasi berlawanan arah jarum jam di sekitar titik tumpu A dan menggerakkan spill ring ke posisi start (volume injeksi maksimum) untuk menyediakan volume injeksi bahan bakar yang diperlukan saat start.
2)      Idling

              Setelah mesin dinyalakan dan pedal akselerator dilepaskan, adjusting lever kembali ke posisi idle. Karena tegangan pada control spring pada saat ini adalah nol, flyweight dapat berkespansi keluar meskipun pada kecepatan rendah. Sebagai hasil, governor sleeve memampatkan idle spring.
             Pada saat ini, control lever berotasi searah jarum jam di sekitar titik tumpu A, untuk menggerakkan spill ring ke posisi idle.
Dengan cara ini, idling speed yang lembut dapat diwujudkan ketika
gaya sentrifugal pada flyweight dan tegangan pada idle spring seimbang.
3)      Beban penuh (pedal akselerator ditekan penuh)
             Ketika pedal akselerator ditekan penuh, adjusting lever bergerak ke posisi beban penuh dan tension lever mengalami kontak dengan stopper, serupa dengan starting. Dalam situasi ini, control spring mempunyai tegangan tinggi dan damper spring sepenuhnya ditekan dan tidak aktif.
             Tidak seperti starting, gaya sentrifugal yang kuat terjadi pada flyweight, dan governor sleeve mendorong control lever ke kanan. Lalu control lever berotasi searah jarum jam sekitar titik tumpu A, hingga titik tumpu B mengalami kontak dengan tension lever, sehingga menggerakkan spill ring ke posisi beban penuh. Akibatnya, volume injeksi saat ini berkurang dibandingkan saat starting.
4)      Kecepatan maksimum (pedal akselerator ditekan sepenuhnya)
               Ketika putaran mesin menjadi besar daripada kecepatan yang ditentukan, gaya sentrifugal pada flyweight menjadi besar, yang mengakibatkan gaya yang diberikan ke governor sleeve menjadi besar daripada tegangan pada control spring. Lalu control lever dan tension lever bergerak bersamaan, berotasi searah jarum jam di sekitar titik tumpu A, untuk menggerakkan spill ring pada arah yang menurunkan volume injeksi. Dengan membatasi kecepatan maksimum dalam cara ini, mesin dicegah untuk overrunning.
5)      Beban parsial (kecepatan medium) (pedal akselerator setengah ditekan)
                Ketika adjusting lever pada posisi pertengahan, antara beban penuh dan idling, control spring mempunyai tegangan yang lemah, mengakibatkan spill ring bergerak ke arah yang menurunkan volume injeksi pada kecepatan rendah dibandingkan selama kontrol kecepatan maksimum. Sebagai hasil, putaran mesin dikontrol sehubungan dengan level penekanan pada pedal akselerator.
              Karakterisitik volume injeksi di situasi ini adalah sama selama beban penuh ketika putaran mesin rendah (sebelum spill ring digerakkan pada arah yang menurunkan volume injeksi). Ketika kecepatan meningkat, volume injeksi menurun untuk mengontrol kecepatan.
M-M (Minimum-Maximum) Speed Governor
M-M speed governor mengontrol volume injeksi sehubungan dengan putaran mesin pada kecepatan minimum dan maksimum. Pada jangkauan kecepatan lain, volume bahan bakar sehubungan dengan tingkat penekanan pedal akselerator  diinjeksi. (Kecuali untuk control spring, konstruksi all-speed governor dan M-M speed governor pada dasarnya sama.)
                   Adjusting Screw
Injection pump mempunyai adjusting screw berikut:
1.Kecepatan maksimum adjusting screw:
Mengontrol putaran mesin maksimum.
2.Idle speed adjusting screw:
Menyesuaikan putaran mesin selama idling.
3.Full-load setting screw:
Menyesuaikan volume injeksi bahan bakar maksimum.
Petunjuk:
Ketika kecepatan maksimum adjusting screw dan full-load setting screw disesuaikan ke posisi yang sesuai dan disegel, mereka tidak disesuaikan. Namun, kalau harus berubah akibat berlalunya waktu, dan harus disesuaikan, robek segel dan lakukan penyesuaian, Setelah penyesuaian, kecepatan maksimum adjusting screw dan full-load setting screw harus disegel.
2.    Automatic Timer (Kontrol Waktu Injeksi)
            Sebagaimana pada mesin bensin dalam hal waktu pengapian, mesin diesel dalam hal waktu injeksi harus dimajukan (atau dimundurkan) sesuai dengan putaran mesin untuk mendapatkan performa optimal. Memajukan atau memundurkan dikontrol oleh automatic timer sebagai respon terhadap putaran mesin.
a.      Konstruksi dan Operasi
            Waktu injeksi bahan bakar dikontrol dengan mengubah posisi roller, yang menyentuh face cam. Ketika pompa injeksi tidak berotasi, roller ada pada posisi mundur maksimum. Ketika injection pump mulai berotasi dan kecepatan ditingkatkan, timer piston bergerak ke kiri mendorong timer spring, sebagaimana tekanan bahan bakar di dalam pump housing juga meningkat. Slide pin yang berhubungan dengan piston mengubah pergerakan piston ke pergerakan rotasional pada roller ring. Ketika roller ring berotasi di arah berlawanan pada drive shaft, waktu injeksi menjadi maju. Ketika roller ring berotasi di arah yang sama, waktu injeksi menjadi mundur.
b.      Cara kerja
     
LST mengubah waktu injeksi bahan bakar sesuai dengan beban mesin, dan memperoleh karakterisitik advancing. Bahan bakar dibebaskan dari mulut (orifice) pada governor sleeve melewati saluran governor shaft ke inlet side pada feed pump. Karena itu, tekanan di dalam pump housing direndahkan untuk memundurkan waktu injeksi.
Ketika beban pada mesin meningkat (volume injeksi naik), flyweight
tetap tertutup. Tekanan di dalam pump housing tidak direndahkan karena mulut (orifice) pada governor sleeve dan saluran governor shaft tidak sejajar. Sebaliknya, ketika beban pada mesin menurun (volume injeksi turun), flyweight terbuka. Mulut (orifice) pada governor sleeve dan sluran governor shaft sejajar, menyebabkan tekanan di dalam pump housing dikurangi dan waktunya mundur.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nozzel torak adalah suatu alat yang digunakan untuk menginjeksikan bahan bakar dari pompa injeksi ke silinder. Injection Nozzle terdiri dari nozzle body dan needle. Model dari nozel ada dua yai tu model lubang dan model pin untuk itu proses pengabutan untuk memperoleh gas bahan bakar yang sempurna pada injector dapat dilakukan dengan tiga system pengabutan yaitu, Pengabutan Udara,  Pengabutan tekan dan Pengabutan gas. Pemeliharaan nozel meliputi . Pembongkaran nosel injeksi, Pembersihan nosel dan pengecekan kondisi nosel
Katup penyalur adalah suatu katup yang mengatur penekanan bahan bakar dari elemen pompa ke injector. katup penyalur berfungsi sebagai katup pencegah aliran kembali dan  menjaga adanya suplai bahan bakar bertekanan rendah pada injektor bahan bakar dan pipa injeksi setelah injeksi selesai dilakukan.
Sistem pengatur putaran  terdiri atas gorvernor dan Automatic Timer (Kontrol Waktu Injeksi). Governor berfungsi mengontrol volume injeksi bahan bakar sehubungan dengan putaran mesin dari usaha ketika pedal akselerator ditekan dan beban mesin ketika output pada mesin diesel dikontrol oleh volume injeksi bahan bakar,sedangkan autometic timer berfungsi untuk Memajukan atau memundurkan putaran mesin fungsinya hampir sama dengan di motor bensin untuk memajukan dan memundurkan putaran mesin.

1 komentar:

...Mesin......Kreatif...Anak >>>>> Download Now

>>>>> Download Full

...Mesin......Kreatif...Anak >>>>> Download LINK

>>>>> Download Now

...Mesin......Kreatif...Anak >>>>> Download Full

>>>>> Download LINK Q6

Posting Komentar